8

1.8K 112 0
                                    

TIMEZONE

Papan nama yang tertera di dinding yang ada di Mall Gandaria City itu seperti memanggil Forlin untuk berjalan kesana. "dit,ke TIMEZONE yuk" pekik Forlin.

"Mau ngapain kesana?" Aditya seakan menolak ajakan Forlin secara halus.

"Maen lah. Masa beli baju."Jawab Forlin. Aditya terkekeh mendengarnya.

" Yaudah demi Forlin. Tapi jangan sampai capek ya, kan baru keluar rumah sakit." Aditya memegang pipi Forlin. Kebahagiaan bercampur aduk dengan kesedihan yang mendalam. Ia tidak bisa meninggalkannya nanti, tapi suatu saat ia akan mencari jalan keluarnya agar tetap bersama Forlin lagi. Serli si keparat itu bisa mengurungnya dari persyaratan yang bodoh itu, tapi jika Aditya bertindak,maka tindakannya tidak bisa di ganggu gugat. Bahkan orang tuanya sekali pun.

Mereka berjalan menuju TIMEZONE yang sebagian isinya anak-anak. " Gue masih punya kartunya." Forlin mengobok-obok sling bag berukuran mini itu yang hanya bisa diisi dompet dan ponsel saja.

"Ketahuan kan sama gue kalo sering main di TIMEZONE." Aditya memandang Forlin.

"Biarin, suka-suka gue." Forlin memeletkan lidahnya.

"Yayayaya..,nggak ada yang bisa ngertiin keras kepala lo selain gue." Aditya mengacak-acak puncak rambut Forlin.

"Ihh jangan di acak-acak nanti gue jelek. Tunggu disini gue mau cek isinya tinggal berapa." Forlin berjalan ke kasir

"Entah kapan lagi kita bisa kayak gini. Semoga ini bukan yang terakhir." Gumam Aditya sambil tersenyum dan menatap mantap punggung Forlin.

Belum lima menit, Forlin belari ke arah Aditya. "Masih ada satu juta isinya."
Aditya tertawa mendengarnya. "Astaga, buat main di TIMEZONE doang sampe ngisi satu juta."

"Candu sama permainannya, makanya sekali ngisi banyak biar nggak capek bolak balik Kasir."

Alasan yang sangat masuk akal sehingga Aditya mengangguk-angguk. " Boleh juga."

"Photo both,yuk mumpung lagi kosong."Forlin menatap arah petak persegi panjang yang menjulang keatas itu terpampang di pojokan dekat permainan bombom car.

"Okey." Aditya mengangguk. Photo both yang salah satu kesukaan cewek-cewek mengekspresikan wajahnya didepan kamera, salah satu alat yang Instan. Habis Foto terbitlah Cetakannya.

Didalam ruangan 2x1 meter itu Aditya dan Forlin berpose,ia memilih kolase empat kotak saja,jadi ada empat gaya yang harus mereka ekxpresikan. Pose pertama mereka berpelukan,pose kedua Aditya mencubit pipi Forlin, pose ketiga mereka mengambil gaya tertawa lepas dan pose ke empat secara spontan Aditya mencium kening Forlin. Forlin terkejut, seketika pipinya merona. "Gaya apa tuh barusan?" Forlin tersenyum.

"Gaya apa ya?" Aditya tersenyum dan tampak berpikir.

Tuutt tuutt

Foto mereka telah keluar, Aditya mengambilnya lalu tertawa melihat hasilnya.

"Lucu banget." Aditya masih terkekeh.

"C0ba liat." Dengan sigap Forlin mengambil Foto itu. "Woahh Foto kita kayak dua insan di mabuk cinta ya." Forlin menatap Foto itu dengan mata yang berbinar.

"Hahaha dua insan di mabuk cinta?. Kok jadi alay sih kayak Rasya." Ujar Aditya sambil mengacak-acak rambut Forlin,ia tampak gemas.

"Ihh suka banget ngacakin rambut gue." Ujar Forlin sambil merapikan rambutnya.

"Biarin." Aditya menjulurkan lidahnya.

Forlin terlihat tersenyum ketika melihat Aditya dengan sifat anak-anaknya. Belum keluar didalam ruangan 2x1 meter itu, Aditya membantu memperbaiki rambut Forlin. 'Semua ini gara-gara keras kepala lo,lin." Kini wajah Aditya berubah menjadi sedih, matanya memerah.

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang