14

1.6K 84 0
                                    

Sebelumnya terima kasih banyak untuk kalian yang sudah masukin cerita ini di reading list maupun di perpustakaan pribadi kalian. Makasih ya. Aku cinta kalian😍😙

Happy Reading

Siang hari dengan terik matahari yang sangat panas membuat Forlin berjalan sambil memicingkan sedikit matanya. Pipinya terlihat merona menahan panas di wajah. Angin yang terkadang meniup bagian rambutnya hampir tidak terasa. Rasanya untuk mengomeli suhu saat itu tidak ada gunanya. Ia terus berjalan melewati rumah-rumah besar yang berjejer rapi.

"Ah shit, Ruri mana sih?"

Okey,ternyata dia nungguin Ruri sambil berjalan terus-terusan.

"Ini mah dikit lagi nyampe rumah,gue." Gerutunya.

Benar! Lima petak lagi ia bakalan nyampe rumah. Forlin idiot!. Tadi saja dia tungguin Ruri di halte sekolah. Ia berjalan sudah malas-malasan. Tapi suara klakson mobil dari belakangnya membuat ia terkejut dan melompat sambil berteriak histeris.

"Kyaaa! Gue nggak mau mati!.jangan tabrak gue." Suaranya terdengar cempreng . Ia memejamkan matanya. Tangannya secara spontan terangkat membuat tameng di depan wajahnya .

Mobil sport putih itu berhenti tepat di depannya. Seorang pria tinggi jangkung berkulit putih keturunan bule itu keluar dari mobil. Ia mengenakan kacamata hitam. Berjalan santai ke arah Forlin.

Gadis itu mendengus kasar. Wajahnya sudah merah padam. Sebentar lagi ia akan meledak. Forlin berjalan cepat juga ke arah cowok itu. Ia mengangkat jari telunjuknya.

"Woy! Lo itu bego atau gimana sih? Udah tau di depan ada orang lagi jalan masih aja di klaksonin mulu. Bule gila!" Napas Forlin terengah-engah setelah mengomeli cowok yang tidak ia kenal itu.

Bukannya marah balik, cowok itu malah tertawa. Ia membuka kacamatanya. Manik abu-abu itu terlihat dengan jelas. Forlin memandang kelopak itu dengan angkuh.

"Forlin?" Cowok it menyebut namanya. Jelas-jelas Forlin terkejut. Baru ketemu dia udah tahu namanya?

Gadis itu menelan salivanya kasar. "Da-dari mana lo tau nama gue?" Tanya Forlin dengan nada tinggi.

Pria itu mengambil ponselnya yang tenggelam di saku celananya. Ia usap layar benda pintar itu dan memperlihatkan sebuah foto kepada Forlin.

Foto seorang bocah perempuan dan laki-laki bule dengan cengiran lebar. Forlin memicingkan matanya melihat Foto itu. Setelah melihat foto ia menatap cowok yang ada di depannya dan tertawa.

"Daniel?"

Daniel mengangguk sambil nyengir. "Masa sama sepupu lupa sih?" Protesnya.

Forlin memegang keningnya. "Gimana nggak lupa? Lo berubah banget. Makin ganteng lagi," Gadis itu memukul lengan Daniel. "Oh iya, ngapain ke Jakarta? Bukannya di New York lo sekolah?"

"Libur. Makanya gue mau nginep di rumah lo." Daniel mengedipkan matanya. Forlin tersenyum.

"Yaudah ayo ke rumah."

Daniel mengangguk. Mereka masuk ke dalam mobil.

***

Gue udah ada di rumah. Main ke rumah aja ya, ajak Rere kalo bisa.

-Forlin

Oke. Mau di beliin apa?

-Ruri

Apa aja yang enak.

-Forlin

Forlin mengirim pesan via WA untuk Ruri. Ia duduk di sofa yang ada di ruang tengah bersama Daniel. Sedangkan Cowok itu sedang membuka kopernya dan mengambil oleh-oleh untuk Forlin.

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang