42(B)

858 52 20
                                    

"Maafin aku." Lirih Forlin. Ia menelan salivanya lalu kembali mengucapkan. "Aku belum bisa cinta sama-"

"Aku nggak pernah maksain kamu." Potong Feral. "Jadi kamu nggak usah merasa bersalah gitu. Ini semua salah aku yang terlalu cinta sama kamu." Feral tertawa renyah.

"Udah, jangan nangis." Feral melepaskan peluka itu. Ia mengusap air mata Forlin. "Senyum dong." Kata Feral sambil tersenyum.

Forlin tersenyum kecil. Ia mengusap sisa air matanya yang sudah Feral usap lebih dulu.

"Balik yuk. Udah mulai dingin disini."

Forlin mengangguk. Mereka meninggalkan taman itu. Dekat dari rumah besar keluarga Feral. Mereka berpegangan tangan.

Sampai di rumah, acara makan malam hampir di mulai. Fiona berlari ke arah Feral dan Forlin yang baru berjalan menuju ruang keluarga.

"Kakak Cantik." Suara cempreng itu sangat nyaring di telinga orang-orang yang ada disana.

"Fiona, jangan teriak,nak." Ucap Mahendra yang tersenyum sembari geleng-geleng kepala.

"Lagi sih, kakak ngajakin kakak Cantik keluar. Kan Ona nggak bisa main bareng." Fiona cemberut.

"Suka-suka kakak, kan kakak Cantik pasangan Kakak." Feral merangkul bahu Forlin. Semua orang tertawa melihat Fiona yang terlihat kesal.

***

"Forlin, kamu nggak sekolah?"

Forlin menoleh ke arah pintu kamarnya. Disana Endah berdiri kebingungan. Ada apa dengan anak perempuannya? Kenapa akhir-akhir ini Forlin tidak berniat sekolah?

Forlin tersenyum kikuk. Ia pura-pura batuk lalu memegang lehernya. "Batuk ma, kurang sehat juga."

"Ya ampun. Mama ambilin obat,ya." Endah terlihat cemas.

"Ng-nggak usah,ma. Mama pergi ke butik aja. Aku nanti ngambil obat sendiri." Forlin tersenyum. Sekali lagi ia batuk untuk membuat Endah semakin percaya.

"Iiyaudah, mama pergi dulu ya. Jangan lupa-"

"Jangan lupa minum obat." Sambung Forlin. Pintu kembali tertutup. Endah tidak terlihat lagi.

Forlin kembali membaringkan tubuhnya. Ia mengambil ponselnya. Terlihat komentar-komentar pedas dari haters nya di salah satu foto yang ia post baru kemarin di instagramnya.

Haters nya bukan di kalangan masyarakat yang ia benar-benar tidak mengenalnya. Namun mereja adalah sekelompok teman baru Serli. Lalu di sebar luaskan ke kaum-kaum hawa kelas XII. Itu adalah alasan terbesarnya kenapa ia tidak pergi sekolah. Ia hanya tidak kuat dengan ocehan orang-orang di sekolah.

Forlin membuang napas gusar. Dia membaca pesan dari Aditya.

-Aditya

Mau di jemput?

-Forlin

Nggak usah.

-Aditya

Oh,jadi sekarang ada penolakan,nih?

-Forlin

Lagi nggak masuk sekolah

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang