37

1.1K 61 17
                                    

Masih ada yang megang hp?
Maaf ya baru bisa post. Tadi ada kesalahan teknis

___________________________

Forlin melihat-lihat baju pria di gerai ternama yang  baru berdiri beberapa hari di Mall Grand Indonesia. Setelah menemukan yang pas untuk Feral, ia mengambilnya beserta  hanger yang melekat di baju itu.

"Feral ini kayaknya co..cok deh." Ucapannya sedikit menciut ketika ia berbalik. Bukan Feral disana. Melainkan seseorang yang beberapa bulan yang lalu melukai hatinya.

Forlin tersenyum kecil. "Ruri."

"Forlin." Sapa balik Ruri. "Kamu sama siapa kesini?"

Forlin mengalihkan pandangannya. Ia mencari Feral namun saat itu ia tidak melihatnya. "Feral. Tadi ada di belakang gue."

"Lo sama siapa kesini?" Tanya Forlin.

"Aku sama Safa."

Aku? Hello. Benci gue!

"Uhm, gue kesana dulu ya. Mau nyari baju buat Feral." Forlin tersenyum paksa. Setelah berbalik dan mencoba menghindar, tangannya di tarik oleh Ruri.

"Forlin, aku mau ngomong sesuatu."

Forlin menghembuskan napas pelan lalu berbalik. Ia memaksakan senyumannya. "Ngomong apa?"

"Gimana hubungan kamu sama Aditya?" Tanya Ruri. Ia belum tahu bahwa Forlin sekarang sudah pulih. Dan pertanyaan itu cukup membuat Forlin tertawa.

"Gue udah sembuh."

Ruri tertawa. "Oh, Sorry deh."

"Lin, masalah kemarin aku minta maaf ya."

Forlin mengangguk tersenyum. Menepuk lengan Ruri dua kali. "Tenang. Didit udah cerita banyak tentang lo dan penyakit langka lo itu."

"Bagus deh. Jadi aku nggak ngasi tau kamu lagi."

"Iya."

"Forlin, aku dari tadi nyari sampai kesana nggak nemu-nem-" ucapan Feral menggantung ketika melihat Ruri. Dan emosinya seakan mendidih ketika melihat wajah tanpa dosa Ruri.

"Feral." Panggil Forlin lembut. Feral menoleh. Gadis itu menggeleng tersenyum. Ia memberi isyarat agar Feral tidak melakukan tindakan kejahatan di tempat umum. Feral menurut lalu mengangguk sebal.

"Ini kayaknya cocok buat kamu." Forlin menyodorkan beberapa baju yang ia pilihkan untuk Feral.

Feral tersenyum. "Kamu,mulai tau selera aku kayak gimana." Forlin ikut tersenyum.

"Ruri." Panggil Safa. Ia ikut bergabung. Safa melihat sepupunya ada disana dengan Forlin. "Eh kalian." Senyumnya.

"Iya, kebetulan ketemu sama pacar lo disini." Kata Forlin tanpa ekspresi. Feral menyenbunyikan tawanya.

"Gue cabut dah. Yuk Lin." Feral menarik tangan Forlin dan meninggalkan Ruri dan Safa. 

"Aku cemburu tau."

"Cemburu kenapa? Aku juga baru ketemu sama dia. Dan itu kebetulan."

Feral berhenti lalu berbalik. "Tapi nggak suka aja liat kamu sama dia. Apalagi ada Safa."

"Husss! Itu sepupu kamu loh."

Feral diam. Ia melanjutkan langkahnya sambil memegang kembali tangan kiri Forlin. Mereka berjalan berdampingan.

Cincin itu, cincin itu sempat Feral rasakan di jarinya. Forlin masih memakainya. Ia mengangkat tangannya yang menggenggam tangan Forlin. Ia melihat dengan teliti cincin itu. Forlin tersenyum karena Feral yang bertingkah aneh.

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang