10

1.6K 104 6
                                    

Geser kekiri. Itu lagu cocok banget pas Ruri sama Forlin lagi dansa. Tapi maaf ya nemunya yg cover.

Ruri mengeratkan pelukannya . "Because I Love You."

Gadis yang ada di dalam dekapan Ruri terdiam. Sesugukan dan tangisnya kini berhenti. Ruri berdehem.

"Gue nggak nekan lo buat jawab sekarang. Tapi intinya gue nunggu jawaban dari lo. Sampai kapan pun. Jujur ini pertama kalinya gue cinta sama perempuan lain. You know lah sebelum ada elo gue gimana?"

Forlin mengangguk dalam dekapan Ruri. Walaupun ia sudah mendengar pengungkapan dari seorang Ruri Anugerah Yusuf ia tidak merasa risih dan langsung menjauh seperti orang kebanyakan. Baginya ini kewajaran semata. Bahkan cinta yang datang begitu cepat pun  itu sangat wajar. Hening.

"Ruri." Panggilan ramah dari suara wanita paruh baya itu memecahkan atmosfir yang sedikit mencekam ditempat itu. Ruri menoleh,mendapatkan  wajah yang hampir dua bulan tidak ia temui. Pria itu melepaskan pelukannya. Sedangkan gadis yang ada disampingnya sangat malu karena tertangkap basah sedang berpelukan dengan cucu dari wanita paruh baya yang ada di depan mereka. Sesekali ia menyelipkan rambutnya di belakang telinganya.

Ruri berlari ringan ke arah Erni, Oma tercinta. Berpelukan.
"Oma,Ruri kangen."

"Oma juga kangen. Kok kamu baru dateng? Tapi nggak apa-apa sih, sekali dateng bawain oma menantu." Senyum jahil terukir di bibir Oma.

Ruri salah tingkah, tersenyum adalah balasan ucapan Oma-nya barusan. "Yaudah kesana yuk Oma, Ruri kenalin sama gadis cantik yang dari tadi bersama Ruri."

Oma tersenyum. Mereka berjalan ringan ke arah Forlin yang sedang malu-malu. Gadis remaja itu hanya tersenyum sesekali menunduk. Melihat wanita paruh baya yang terlihat modis, berbeda dengan Nenek-nenek yang sudah memilik cucu banyak. Ia bahkan tampil mencolok namun tidak norak.

"Halo, nama kamu siapa nak?" Tanya Oma.  Forlin tersenyum lalu menyalimi tangan Oma .

"Forlin,oma."

"Pacarnya Ruri ya? Ini baru pertama kalinya Ruri bawa perempuan ke rumah Oma. Suatu peningkatan bagi oma." Wanita paruh baya itu mengelus rambut Forlin. Sedangkan yang di elus hanya tersenyum menunduk. Ingin berkata tidak oma, aku bukan pacarnya Ruri. Namun takut mengecewakan Oma yang sudah berbinar menatapnya.

Ruri hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Menangkap mata Forlin yang menatapnya. Dari sorot mata Ruri, Forlin tahu secara tersirat disana ada kata maaf atas perkataan oma-nya.

"Yaudah, maaf ya oma ganggu. Ruri kalau ngobrol-ngobrolnya udah selesai, kalian ke ruang tengah ya. Oma udah beliin kue lapis legit kesukaan kamu tuh. Karena tante kamu bawel banget di telepon. katanya kamu kerumah bawa gadis, kan oma exited dengarnya, makanya mampir ke toko kue. Jelas Oma.

"Oma mau istirahat dulu, maklum udah nenek-nenek." Timpalnya sambil tertawa ringan. "Oma tinggal ya." Lanjutnya tersenyum sambil berjalan memunggungi mereka.

Hening.

"Oma lo gaul abis ya." Ujar Forlin. Memecahkan perang dingin yang mematikan itu selama sepuluh menit.

"Iya. Eh, tapi maafin oma ya. Kadang suka gitu kalo urusan pac-"

"Udah enggak apa-apa." Forlin mengibaskan tangannya didepan Ruri. "Biasalah Oma-oma kalo liat cucunya bahagia, yaa- kayak gitu."

Ruri tersenyum. Karena pernyataam Forlin yang tidak keberatan.
"Tapi inget ya. Gue masih stay nungguin kepastian dari elo." Pria itu tersenyum. Forlin ikut tersenyum .

Sudah tiga puluh menit mereka berbincang-bincang di rumah kaca. Forlin terkadang tertawa lepas ketika Ruri menceritakan banyak hal tentang Oma-nya. Dari ketika ia ulang tahun yang ke tujuh tahun dan oma mengadokannya pelampung bebek berwarna merah jambu, sampai ketika ia diantar ke sekolah dengan oma lalu oma mencium pipinya didepan teman- temannya sehingga ia diledeki dengan sebutan cucu oma. Masa itu terjadi ketika ia duduk di bangku SMP. Setelah puas dengan rumah kaca, mereka keluar lalu menuju ke ruang tengah. Sangat sepi. Mungkin mereka sudah beristirahat di kamar masing-masing. Mereka berdua menikmati kue lapis legit yang dibawakan oma. Apalagi Ruri, ia sangat lahap memakannya sampai Forlin hanya menikmati lahapnya Pria yang ada disampingnya makan seperti orang kesurupan. Mereka selesai dengan aktivitas makannya. Kini mereka pergi dari rumah besar itu. Mereka hanya pamit kepada salah satu asisten rumah tangga yang ada disana. Menitipkan salam kepada Oma. Karena mereka sungkan mengganggu oma yang sedang beristirahat.

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang