39

1K 72 17
                                    

Vote & Comment

Happy Reading

_____________________

"Gue cuma mau terang-terangan sama perasaan baru gue." Kata Aditya dengan wajah seriusnya.

"Maksudnya?"

"Nggak.. nggak jadi." Aditya tersenyum. Sekali lagi, ia memeluk Forlin di dalam hujan yang semakin deras.

Gadis itu melepaskan pelukan Aditya. Forlin tidak suka kalau menebak atau ucapan menggantung yang bikin dia berpikir keras apa yang sebenarnya lawan bicara yang akan di ucapkan.

"Ngegantung mulu lo ngomongnya. Please deh jangan kayak cerita wattpad."

"Kok nyamber wattpad,sih?"

Forlin terkekeh. "Soalnya gue suka di gantungin sama cerita-cerita di wattpad."

Aditya tertawa. Ia menggenggam tangan Forlin lalu berlari pelan menuju pos komplek yang kosong. Mereka berteduh disana.

"Didit, nanti kuliah dimana?" Tanya Forlin tiba-tiba yang menjurus ke kehidupan selanjutnya ketika selesai SMA.

Aditya tersenyum. Tangannya mengacak-acak rambut basah Forlin. "Gue pernah bilang kan dulu pas kelas enam. Gue pengen banget sekolah di luar negri. Kemungkinan nanti kuliah disana."

"Jangan dong,disini aja." Forlin memanyungkan bibirnya.

"Yaudah deh liat aja nanti." Aditya tersenyum.

Malam ini sunyi sekali. Biasanya Forlin tidak pernah seperti ini. Apalagi Feral selalu ada di dekatnya kapanpun. Tapi sejak tadi pagi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehadirannya di sekolah. Dia juga tidak menghubungi Forlin atau mengirimkan pesan melalui WhatsApp.

"Feral kemana ya?" Gumamnya.

Forlin mencoba untuk menelpon tapi nomor Feral tidak aktif. Apa yang terjadi kepada Feral? Kenap dia menghilang? Apa karena Forlin tidak bisa menerimanya di hatinya?

Forlin menangis lalu menyadari sesuatu. Kejutan itu,kado itu, Feral sudah menberikan kepadanya yang terbaik dan memikat hati gadis yang ia cintai tapi Forlin benar-benar keukeh. Forlin mencintai Aditya.

Suara bel rumah membuat Forlin tersenyum. Mungkin Feral datang. Membawa sekuntum mawar merah untuk meminta maaf karena hampir tiga hari ia tidak ada kabar. Forlin berlari menuju pintu utama. Membuka pintu dengan semangat.

"Forlin!" Teriak Serli ketika baru di bukakan pintu. Ia segera memeluk sahabatnya itu.

"Kenapa?" Tanya Forlin. Raut kekecewaan terlihat di wajahnya.

"Feral!!!" Serli benar-benar panik. Ia harus bilang apa kepada Forlin tentang Feral.

"Kenapa?" Tanya Forlin serius. "Feral kenapa?"

"Gue dapet kabar dari sepupu Feral. Lo kenal Holland nggak? Ketua tim basket itu? Mantan gebetan gue?"

Forlin mengangguk.

"Feral di tahan!"

"Di tahan dimana? Ngaco lo."

"Di penjara!" Seru Serli.

Forlin tertegun. Tubuhnya terasa lemas mendengar berita itu. Forlin benar-benar seperti kehilangan organ tubuh yang terpentingnya. Kenapa harus Feral? Apa yang terjadi? Apa Feral membuat kesalahan yang begitu besar sehingga di mata hukum ia adalah orang bersalah?

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang