Pain(t)

4.5K 483 409
                                    

21 maret 2017
Kenapa langit begitu cerah saat hatiku sedang buruk. Kau tidak ingin menangis bersamaku?

Seulrin melangkah malas sejak sepuluh menit lalu ia mendapatkan pesan dari grup kakao-nya bahwa jam masuknya di ubah menjadi pukul 10 pagi, ia sudah seperti orang kesurupan bersiap-siap bak tentara yang akan perang menuju kampus.

"Seulrin!" panggil Jungkook sedari tadi di balik punggung gadis yang tak di acuhkan.

Jungkook mengambil langkah cepat dan menghadang gadis itu berjalan, membuat langkah Seulrin terhambat.

Seulrin lantas mendongak melihat siapa yang berani menghadang jalan saat harinya sangat buruk.

Seseorang menggunakan hoodie hitam kebesaran, celana jeans ketat serta sepatu besar yang menjadi khasnya tengah memamerkan gigi atas yang berbentuk seperti gigi kelinci di hadapan gadis itu.

Seulrin sontak melepaskan earphone yang tertanam di sepasang telinga miliknya. "Jungkook? tumben sekali?" tanya Seulrin keheranan, hal ini merupakan suatu keajaiban untuk seorang Jungkook yang datang ke kampus lebih awal.

Jungkook terkekeh hingga kedua ujung matanya yang masih muda itu membentuk lipatan. "Supirku yang di klakson beberapa mobil tadi ingin berangkat cepat, jadi mau tak mau aku harus ikut jika tidak ingin berakhir naik bus dan terlambat." Terang Jungkook sambil menyejajarkan tubuhnya dengan Seulrin.

Seulrin mengernyit. "Maksudmu?"

"Lupakan, aku dari tadi memanggilmu, tahu. Jika ada mobil yang melintas dan hilang kendali, kau bisa mati di tempat tanpa mengelak dengan volume earphone sebesar itu Seulrin, astaga." Tunjuk Jungkook ke arah benda putih yang menggantung di kedua sisi hoodie biru tua Seulrin yang mengeluarkan suara musik yang cukup keras.

Seulrin terkekeh. "Tidak apa-apa. Jika aku mati dengan bahagia, itu tidak menjadi masalah."

Jungkook menyentil dahi Seulrin menggunakan ujung jari. "Kurasa otakmu ini perlu diperbaiki," dengus Jungkook.

Seulrin mengaduh mengusap keningnya yang pedih. "Jungkook!"

-----()-----

Semua mahasiswa tampak jengah saat profesor itu menutup laptop dan mulai menceritakan sesuatu yang selalu ia ulang hampir setahun lamanya, bercerita dengan semangat seolah-olah ini adalah kali pertama ia menceritakan hingga air liurnya tumpah dan berserakan kemana-mana, membuat para mahasiswa terhanyut akan dongeng sebelum tidur yang ia ciptakan.

"Tidak bosankah dia menceritakan hal-hal mengenai dirinya dulu? untuk apa aku berkuliah untuk mendapatkan cerita itu, tidak berguna." Dengus Seulrin kepada Jungkook seraya mengacungkan tangannya ke udara.

"Iya, nona Jung?" tanya profesor itu yang sedikit terkejut karena ceritanya terputus oleh Seulrin.

Gadis itu berdiri. "Saya bisa permisi sebentar ke toilet, Kyosu-nim?" tanya Seulrin membuat ekspresinya benar-benar sedang menahan pipis.

"Kau..." Jungkook melotot menyuruhnya untuk duduk kembali.

"Silahkan, nona Jung."

Seulrin mengedipkan mata kanan kepada Jungkook sambil mengerakkan bibir tanpa suara "selamat menderita."

"Baik, terima kasih Kyosu-nim." Gadis itu melenggang berjalan menuju pintu dan tersenyum puas meninggalkan Jungkook yang akan menikmati penderitaannya selama 1 jam kedepan.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang