Seulrin's diary
28 Maret 2017
Saat semuanya terasa hampa, kau akan berpikir bahwa kematian adalah pilihan terbaik.Taehyung tampak gelisah mengusap terus-menerus layar ponselnya yang menampilkan catatan-catatan yang tertulis rapi bahkan lengkap dengan tanggalnya. Sambil menggaruk kulit kepala pelan ia menerka-nerka maksud serta siapa yang menjadi pemeran utama dalam buku diary gadis bermarga Jung itu.
Entahlah, rasa keingintahuannya mendadak berlipat ganda. Di tambah ingatan siang tadi kembali terlintas membuat ia berkali-kali mengumpat karena tidak berbalik dan membiarkan gadis itu sendirian di taman.
Sungguh sangat tidak lelaki sekali pikirnya.
"Astaga, setelah sekian lama aku hidup, baru kali ini aku tidak berbalik, bodoh sekali kau kim Taesh–Taehyung."
Lelaki itu mendecak seraya menatap telapak tangannya yang hampir saja lancang melakukan hal sangat jauh untuk gadis yang baru di temuinya beberapa hari lalu.
Ia mengusap tengkuknya kasar sembari melangkah tak karuan keluar gedung kampusnya yang berseberangan dengan fakultas Seulrin dengan masih terpaku kepada layar ponsel.
"Yaampun, kenapa aku sampai gila membaca in–"
BUUUK!
Seseorang berpakaian serba hitam lengkap dengan topi dan masker menubruk tubuh Taehyung cukup kuat hingga ponsel dalam genggaman Taehyung hampir saja jatuh dalam genggaman.
Belum sempat lelaki itu menarik napas karena ponselnya hampir saja mencium aspal, seseorang itu separuh mendongak, menatap Taehyung di balik ujung topinya yang sangat rendah dengan sangat tajam, "Hei–" ujar Taehyung terputus saat seseorang itu menundukkan topinya kembali sambil berlari menjauh.
Taehyung memutar tubuh hendak mengejar, namun seseorang itu telah menghilang di balik kerumunan mahasiswa yang baru saja berhamburan keluar dari gedung ekonomi.
Taehyung menautkan alis, tidak biasanya mahasiswa menggunakan pakaian serba hitam sangat tertutup di area kampus, di tambah cara menatapnya sangat aneh terkesan mencurigakan.
Sontak ingatan Taehyung pada malam itu kembali menyembul, pecahan-pecahan ingatan saat dirinya di balik mini market, di jalan malam, hingga di jendela rumah Seulrin berputar-putar di benak.
Ada sesuatu yang ganjil–seseorang tadi berperawakan sama seperti seseorang waktu itu–bedanya, postur dan matanya sangat tegas layaknya seorang lelaki seusianya. Sangat berbeda dengan seseorang yang menguntit mereka yang di yakini adalah seorang gadis malam itu.
"Jangan-jangan?" Seperti tersadar akan sesuatu hal, Taehyung sontak berlari tak karuan dengan langkah sangat lebar, mahasiswa yang menghalangi jalannya tampak marah akibat Taehyung menyenggol mereka, lelaki itu benar-benar berlari di luar kendali.
"Tidak, tidak, aku bahkan belum meminta maaf karena telah memotret seluruh isi buku diary-nya, astaga!" celoteh Taehyung tidak masuk akal sambil terus berlari menuju taman-tempat ia meninggalkan gadis yang tengah menangis siang tadi.
-----()-----
Taehyung mengatur napas dengan menumpu kedua tangannya di atas lutut, perut sebelah kirinya terasa nyeri akibat berlari begitu ekstrim tanpa meraup oksigen yang cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fanfiction[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...