At the same time

2K 252 173
                                    

Seulrin's diary
2 April 2017
Di saat kau di perbolehkan untuk tertawa, di saat itu juga kau di paksa untuk menangis.

Seulrin melenguh di dalam tidur saat aroma yang begitu menyengat menelusuk masuk ke indera penciuman seolah-olah memaksanya untuk bangun, sisa minuman alkohol membuat tubuhnya benar-benar ambruk bahkan untuk sekadar membuka mata saja Seulrin tak mampu.

"Bangunlah," suara bariton seseorang membuat kuping Seulrin berdenging.

"Kau sekarang masuk ke mimpiku, hm? Kim Taehyung?" gumam Seulrin di sela tidurnya sambil merubah posisi menghadap ke arah meja di depan sofa.

"Benar, kini bangunlah biar aku bisa menyantap ini sebelum dingin."

"Aku ingin tidur dan-" kelopak mata Seulrin sontak terbuka saat ia menyadari bahwa suara itu bukan berasal dari alam mimpinya melainkan suara nyata.

Tatapannya beradu, seseorang lelaki berpakaian sweatshirt putih tengah duduk di balik meja di seberangnya dengan tatapan teduh sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan sepasang sumpit di salah satu sela jarinya.

Tatapannya beradu, seseorang lelaki berpakaian sweatshirt putih tengah duduk di balik meja di seberangnya dengan tatapan teduh sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan sepasang sumpit di salah satu sela jarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulrin menggeleng beberapa kali sambil mengucek-ngucek mata, otaknya masih berpikir bahwa seseorang itu hanyalah bayang dari mimpinya.

"Kau tidak bisa melihat? astaga, alkohol membuatmu buta!" Taehyung sontak panik hendak berdiri namun Seulrin menghadang menggunakan kedua tangan, ia langsung berposisi duduk dengan kaki di atas sofa lalu mengecek semua pakaian yang melekat di tubuh.

Lelaki itu kembali ke posisi awal sambil berdecak seperti bibi-bibi penjual tteok di seberang jalan sembari meneliti tubuh gadis itu dari atas sampai bawah lalu berkata, "kau pikir aku akan memperkosamu? jangan berpikiran kotor nona, lagipula....tidak menarik-" ucap Taehyung terputus saat bantal berbentuk persegi melayang tepat di depan wajahnya membuat kepalanya menghadap ke arah lain.

Seulrin memperbaiki bajunya sambil menatap Taehyung galak, "kau?! bagaimana bisa masuk dan duduk dengan indah di dalam rumahku? hei, aku sedang berbicara denganmu!"

Taehyung diam dalam posisi itu sambil menghela panjang, untung saja dia seorang gadis, jika tidak sudah aku cekik. Ia mengulum bibir sambil berbalik dan membanting sumpitnya kuat di atas meja hingga menimbulkan suara yang lumayan nyaring.

Mungkin ingatan gadis itu sudah hilang terbakar panasnya alkohol malam kemarin saat ia merengek ingin di antar pulang dan dengan terang-terangan mengucapkan sandi pintu rumahnya kepada Taehyung.

Seulrin yang awalnya hendak berdiri saat matanya menangkap tongkat baseball di balik pintu mendadak mengurungkan niat saat sumpit itu beradu keras dengan meja.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang