Utopia

801 71 10
                                    

Seulrins diary
22 Juni 2017
Aku ingin terjebak di Utopia, bersamamu.

Sorakan kebahagiaan memenuhi gedung saat pengumuman pameran seni yang berkolaborasi dengan fakultas ekonomi tak hanya berjalan lancar, melainkan menjadi pameran terbaik sepanjang sejarah fakultas Oracle.

Selebrasi diantara dua fakultas yang kini terjalin makin erat tak kalah heboh, hingga menyusun rencana akan mengadakan sebuah pesta besar.

Di sisi lain, seorang gadis bermarga Jung yang jauh dari kerumunan dan juga riuh tampak suram di depan lukisan bertanda tangan Taehyung yang tertempel stiker terjual.

Batang hidung kekasihnya itu tak nampak sejak jarum pendek arlojinya bergeser ke angka 11. Membuat Seulrin resah kelihatan dari gerakan kaki gelisah serta mata yang tak berhenti melirik ke kanan dan ke kiri. Padahal ia sudah berjanji akan menemuinya di depan lukisan ini.

Saat matanya tampak sibuk memindai orang yang berlalu lalang, tatapannya terkunci pada seorang gadis kecil berpakaian sekolah dengan pipi menggemaskan berjalan riang di tengah keramaian. Seulrin menautkan alis berpikir apakah dia kehilangan orang tuanya?

Namun gadis kecil itu sempat berhenti saat bertatapan dengannya, lalu berlari dengan kucirnya yang bergerak menggemaskan dengan mata besarnya ke arah Seulrin begitu saja.

"I-ini," gadis kecil berkepang dua dengan pipi merah dan tas selempang bewarna merah muda menyodorkan sebuah surat bewarna cokelat dengan seal wax di tengahnya. "Dari...dari Taehyung oppa untuk eonnie?" gadis itu malah berpikir sejenak sambil terkekeh sebelum berlari pergi begitu saja.

Seulrin belum sempat untuk bertanya maupun berterima kasih, gadis kecil itu menghilang di balik padatnya kerumunan.

Ia menatap surat berwangi lavender itu sambil tersenyum. Menarik seal wax bewarna ungu pelan dan menarik secarik kertas di dalamnya. Membaca untaian tulisan tangan Taehyung nan rapi di dalam hati.

"Ini adalah awal untuk hadiahmu, pergilah ke belakang gedung untuk mencari tahu apa yang ada di sana."

Seulrin mengulum senyum, "astaga, untung saja ini bukan rekrut murid baru hogwarts." Ia mendorong kembali secarik kertas itu ke dalam amplop. Merogoh buku diary-nya di dalam tas dan menyelipkannya di antara lembaran buku itu.

"Sekarang, apa yang kau ingin tunjukkan tuan Taehyung?"

-----()-----

Seulrin memandangi pantulan dirinya yang mengenakan baju berbahan sifon bewarna krem serta rok cokelat yang panjangnya sedikit diatas lutut melalui dinding gedung yang berlapis kaca di satu sisi bangunan.

Tersenyum sekilas kala mengingat Taehyung yang menyuruhnya untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'oppa'. Bagi Seulrin sebutan itu dalam suatu hubungan bukan 'teman' membuat lidahnya sulit untuk mengucapkannya.

Memegangi pipinya yang kini bersemu kemerahan. Benar-benar, cinta membuat dirinya mabuk kepayang.

Taehyung yang datang tanpa di undang ke dalam hidupnya merubah pandangan Seulrin akan dunia.

Seulrin kini lebih bahagia. Lelaki itu membuka matanya bahwa semua hal tak semua bisa ia kendalikan, seperti kepergian maupun kehilangan seseorang dari hidupnya.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang