Seulrin's diary
22 Mei 2017
Keanehan serta kejanggalan datang berurutan tanpa jeda.Seulrin melangkah cepat menuju gedung kampus dengan was-was, memutar tubuh berkali-kali, takut jika lelaki bernama Wonwoo mengintainya.
Earphone yang tertanam di dalam telinga dengan dentuman musik menggila tidak membuat degup jantungnya normal.
Gadis itu tersentak saat lantunan musik itu berubah menjadi nada dering panggilan, sontak melihat ponsel dalam genggaman menampilkan nama seorang yang mengomel sejak kemarin hingga pagi ini.
Seulrin meraup napas dan mengeluarkannya pelan sambil mengusap malas layar ponsel, "kenapa lagi, Taehyung?" tanyanya menahan geram.
"Apa? kenapa lagi? aku akan bertanya terus 24×24 jam Seulrin!" suara decakan lelaki alis tebal itu terdengar dari seberang.
"Astaga, kau membuatku gila," Seulrin mengusap wajah dongkol, lelaki ini benar-benar serius ingin memantaunya tiap jam?
"Gila adalah nama tengahku Seul, sudah sampai? ada seseorang yang mencurigakan? apa kau sudah fit? tolong beri aku laporan tiap jam." Rengek Taehyung di seberang.
Deretan pertanyaan menghujani sepasang kuping Seulrin, ingin rasanya mematikan sambungan panggilan, namun Seulrin malah tersenyum.
"Kau benar-benar serius?" cibir Seulrin saat mengingat lelaki itu membuat janji sebelum berangkat untuk agenda kuliah dengan cara yang tak biasa ternyata terbukti.
"Astaga! selama aku berada di Busan beberapa hari, inilah cara komunikasi kita tanpa bertemu, Seul."
"Ta-" Seulrin mengulum bibir menahan sebal saat ucapannya terputus.
"Tidak ada penolakan, laporan." Interupsi Taehyung di seberang menjadikan Seulrin bak tahanan bebas dalam masa uji coba.
Seulrin menyentuh pelipis, tertunduk. "Aku sudah di depan pagar, tidak ada yang mencurigakan, dan aku sudah fit," gumam Seulrin malas sambil terus berjalan menuju gerbang Oracle Seoul University.
"Okay! laporan di terima!" riang Taehyung. "Kau pasti melihat waktu dan menungguku untuk menelepon, kan?"
"Tidak," sanggah Seulrin cepat.
Taehyung terkekeh, "kata tidak sama dengan iya bagiku, sampai jumpa satu jam lagi!"
Panggilan terputus saat Taehyung berteriak girang, sedang Seulrin menatap ponselnya kesal, ingin rasanya mengunyah ponsel dalam genggaman.
"SEUL!!" teriak Noa dan Hera yang berlari dari arah berlawanan, menghambur memeluk Seulrin erat di depan gerbang kampus.
Seulrin sedikit terhuyung, ia tertawa membalas pelukan dua sahabatnya erat.
"Aku sangat terkejut mendengar kabar tentang ayahmu, aku turut berduka cita Seul," ujar Noa prihatin mengeratkan pelukan.
"Ayahmu pasti bahagia, kau selalu mendoakannya bukan?" sambung Hera lembut.
Seulrin mengangguk menepuk punggung dua sahabatnya pelan, ia sudah tidak bisa menangis. Mulai hari ini dan seterusnya ia akan menjadi Seulrin yang baru, gadis yang berusaha menjadi tegar dan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fanfiction[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...