i + u = us

887 82 17
                                    

Seulrins diary
12 Juni 2017
Hujan menyimpan semua kenangan kita.

Hujan turun deras turun membasahi kota Seoul yang mulanya cerah.

Taehyung mendongak beberapa kali di balik kemudi menatap langit yang sibuk bersedih. Berpikir bahwa kali ini tuhan tak berpihak kepada dirinya.

Seulrin yang sejak tadi kecanduan dengan rintik hujan di balik kaca jendela mobil Taehyung menyadari lelaki ini tampak gelisah.

"Hei," Seulrin refleks mencolek dagu Taehyung. "Aku menyukai hujan, kau tidak perlu khawatir tuan Taehyung."

Taehyung menyandarkan tubuh, memajukan bibir menatap Seulrin saat mobil itu berhenti di perempatan lampu merah.

"Kau tidak berkata bohong agar menyenangkan hatiku, kan?" lelaki itu tampak murung melebihi anak kecil yang tidak dibelikan mobil-mobilan.

"Apakah wajahku tampak berbohong?" Seulrin menunjuk wajahnya tengah memamerkan senyum merekah. "Aku menyukai hujan Taehyung." Gadis itu menggerakkan jarinya ke jendela kaca dan membuat emotikon senyum. "Lihat, aku menyukainya."

Taehyung tersenyum lega. Kebanyakan gadis mungkin akan sebal dan menolak untuk pergi jika hujan turun karena dapat merusak riasan bahkan mengotori pakaian kencannya.

"Kau berbeda." Gumamnya membuat Seulrin bertanya 'apa?'
"Kau berbeda Seulrin."

Seulrin terkekeh. "Taehyung, lampunya sudah hijau." Ujar Seulrin memecah tawa mereka di jalanan kota yang padat siang ini.

-----()-----

Taehyung berlari kecil dengan mantel bewarna ungu muda di tubuh menuju pintu penumpang.

Menarik handel pintu dan menampilkan sosok gadis layaknya kembaran berbeda gender dengan warna mantel yang sama dengan miliknya begitu serasi.

Mereka tertawa melihat satu sama lain, hal sekecil apapun mampu membuat tawa mereka pecah.

Taehyung menarik topi mantel Seulrin menutupi rambutnya, menggenggam tangan gadis itu untuk keluar. "Sendal ini terlalu besar untukku." Ungkap Seulrin menatap sepasang kakinya di baluti terompah olahraga besar milik Taehyung yang tentu saja kebesaran.

Taehyung menggeleng. "Very cute~" Seulrin menaikkan alis menggerakkan jemari kakinya pelan. "Tapi, ini nyaman." Menatap Taehyung sekilas dengan senyuman lalu berjalan bersamanya.

Langkah demi langkah membawa mereka menuju taman bunga bernama the garden of morning calm berjarak 1 hingga 2 jam dari kota Seoul.

Jalan aspal basah serta aroma bunga musim semi mekar di kala hujan yang turun dengan sepinya pengunjung menciptakan ketenangan yang luar biasa.

Taehyung semakin mengeratkan tautan jemarinya dengan Seulrin sambil bersenandung kecil.

"Apakah profesorku tak ingin mengatakan sesuatu akan hal di depan mataku ini?" Seulrin menunjuk sebuah plang bertuliskan nama taman di seberang mereka.

"Huh?" Taehyung tampak berpikir beberapa saat sebelum akhirnya menangkap kemana arah pembicaraan ini.

"Taman ini di rancang oleh profesor pintar sepertiku," Seulrin tersenyum sekaligus bersemangat mendengarkan kata demi kata yang keluar dari bibir Taehyung kala rintik yang tak terlalu lebat mengenai tiap inchi tubuh mereka.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang