Upset

1.1K 106 28
                                    

Seulrin's diary
25 Mei 2017
Seharusnya aku tak menggantung harapan terlalu tinggi, ia datang bukan untuk mengisi kekosongan hidupmu, hanya mengasihani hidupmu yang hancur.

Dua lelaki terbaring dengan posisi terlentang di atas ring lengkap dengan sabuk tinju di masing-masing tangan, deru napas tak teratur saling sahut-menyahut mengisi ruang tinju yang di sewa mereka beberapa jam lalu.

Taehyung dan Jimin meringis sesekali saat luka lebam bercampur darah di beberapa bagian wajah mereka berdenyut.

"Bodoh," gelak Taehyung sambil menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar. "Aku tidak akan menemuinya, kau sudah berjanji." Melirik Jimin sekilas.

Jimin yang berada di sebelahnya menghela sembari melepaskan velcro sarung tinju menggunakan gigi lalu melemparkan ke sembarang arah. "Aku tidak pernah ingkar," memalingkan wajah sebentar lalu kembali memandang langit-langit.

Duel sengit hingga babak belur tak membuahkan hasil, Taehyung terlalu kuat dan Jimin terlalu berani untuk melawannya.

Mempertaruhkan seseorang yang akan Taehyung jumpai karena permintan Jimin jelas berakhir gagal karena Taehyung memenangkan duel ini.

Decakan lolos dari bibir tebal Jimin, "kau tidak berubah pikiran?"

Taehyung bangkit dengan susah payah, membuka sarung tinjunya dan turun dari ring. "Apakah aku terlihat main-main? luka di wajahmu sudah menjelaskannya." Berjalan meraih ponsel dan tak terkejut dengan waktu yang tertera di sana.

Di ketiknya sebuah pesan dan menempelkan ponselnya di dahi.

"Kau tidak mencintainya?" tanya Jimin membuat Taehyung mengertakkan gigi.

Taehyung bergeming beberapa saat menatap ponselnya yang tertuliskan semua nama.

"Kau mencintai, Seulrin?"

Taehyung tiba-tiba tertawa, lalu membalikkan tubuh, "perlukah?" ia membuat wajah yang tidak bisa di tebak lalu berjalan begitu saja menuju pintu keluar meninggalkan Jimin.

"Hei!" Jimin berusaha bangun hendak mengejar, "Taehyung!" Namun terlambat, lelaki itu sudah menghilang di balik pintu.

Jimin membaringkan tubuh kembali, menatap langit sambil menerawang kejadian beberapa jam lalu saat mereka beradu tinju di atas ring.

Taehyung benar-benar terlihat marah saat Jimin menjelaskan bagaimana ia kembali juga awal mula dirinya dan Seulrin bisa bertemu.

"Kau kenapa Taehyung?"

-----()-----

Seulrin menatap layar ponsel terus-menerus tiap bunyi notifikasi masuk hingga ia tidak sadar bahwa layar ponselnya sudah menunjukkan pukul 6 sore.

Seulrin menggerakkan kakinya gelisah, mendongak setiap kali lonceng pintu pelanggan berdenting tanda seorang pelanggan datang, namun mata besarnya terus meredup saat bukan lelaki itulah yang membuka pintu.

Gadis itu mengulum bibir kecewa sekaligus cemas, di ketuknya gelas cola ketiganya dengan ritme asal, "kau dimana?" gumamnya dengan mata yang tak lepas dari balik kaca transparan.

Getaran serta bunyi notifikasi tiba-tiba membuyarkan lamunan, Seulrin membesarkan mata sontak meraih ponsel di samping gelas dan buru-buru mengusap layar.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang