20 Oktober 2018
Mengingatmu membuat hatiku terasa bahagia sekaligus perih secara bersamaan.Seulrin menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang keluarga, meringkuk sambil memeluk diary bersampul ungu itu erat.
Semua hadiah serta kue ulang tahun dari Yunho dan rekan kerjanya berserakan di meja dapur. Seulrin tidak berselera untuk membukanya sekarang.
Pikirannya benar-benar kacau. Ingatan yang susah payah di timbunnya selama enam bulan terakhir kembali mencuat seperti pipa bocor yang membanjiri otak.
Dilihatnya kotak berisi kue serta ucapan yang berada di atas meja di samping sofa, bentuknya masih sama persis seperti pertama kali ia menemukannya di depan pintu.
"Apakah itu kau?" monolog Seulrin masih dalam posisi meringkuk menatap benda persegi itu lekat.
Seulrin beberapa kali menguap, kelopak matanya tak sanggup menahan rasa kantuk yang menyerang hingga ia benar-benar tertidur pulas.
-----()-----
"Aku mencitaimu, bangunlah. Aku menunggumu."
Seulrin terbangun, mimpinya begitu nyata saat Taehyung mengelus surainya lembut dan mengatakan hal manis di telinganya.
Masih dalam keadaan berbaring menghadap ke sandaran sofa, Seulrin mendengar suara dari layar televisi, ia mengernyit. Seingatnya ia tidak menghidupkan televisi sebelum tidur, bahkan belum menyentuh remotnya sama sekali.
Gadis itu berbalik, memfokuskan indera penglihatannya yang masih kabur ke sumber suara, seseorang lelaki tengah duduk membelakanginya dan tertawa kecil sembari menonton channel anak-anak yang biasa ditonton oleh kekasihnya dulu.
Seulrin sontak duduk mengucek matanya. "Taehyung?"
Seseorang itu berpaling sambil tersenyum renyah. "Oh kau sudah bangun? ingin aku ambilkan air?" seseorang itu lantas bergegas ke dapur sambil bersenandung mengikuti alunan lagu pembukaan animasi itu riang.
Seulrin memandangi punggung itu lama, membuat ia tersenyum pahit dan menggigit bibir bawahnya.
"Seul, air hangat atau dingin?" tanya seseorang itu dengan wajah bingung memegangi sebuah gelas bewarna merah muda di dapur yang bersebelahan tanpa sekat dengan ruang tengah.
Seulrin termangu. Fantasi yang bermain-main di otaknya membuat pikirannya rusak.
"Seul–"
Seulrin memijat pelipis dan menggeleng. "Yunho, bisakah kau tidak masuk sembarangan saja ke dalam apartemenku? ini bukan rumahmu." Ucapnya kesal.
Benar, Yunho mengetahui sandi apartemennya yang bukan menjadi rahasia lagi diantara rekan kerja. Yunho memang sering mengunjungi apartemen Seulrin seperti ia mengunjungi apartemen milik adiknya sendiri, mereka begitu dekat.
Seulrin berbaring kembali dan membalikkan tubuhnya ke sandaran sofa menutup kedua matanya paksa. Yunho memakai coat cokelat yang sangat mirip seperti milik Taehyung tempo dulu saat mereka bertemu di museum.
Pikirannya mungkin sudah tidak waras karena menganggap Yunho adalah Taehyung.
Sebuah kemustahilan jika Taehyunglah yang mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fanfiction[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...