Seulrin's diary
19 Oktober 2018
Waktu terus bergilir, tetapi kenapa hatiku tidak bisa menghapus bayangmu dipikiranku?"Kau tidak pulang?"
Suara lelaki di balik punggung Seulrin membuat gadis itu tersentak, menutup cepat diary bersampul ungu dan meloloskannya ke dalam tas tangan yang berada di atas meja kerjanya.
Diliriknya jam meja yang mau menunjukkan pukul 9 malam, tidak ada kata lelah bagi Seulrin jika rasa kantuk belum menyerang.
"Aku belum mengantuk." Jawab Seulrin memutar tubuh sambil tersenyum renyah kepada teman satu kantor berjas hitam dengan tag nama Jung Yunho di kanan nya tengah menyesap segelas kopi yang masih mengepulkan asap.
Ia menggeleng sambil berdecih seperti bibi-bibi."Ayolah, hari ini kau tidak perlu menghabiskan waktumu di kantor, kau tidak takut dengan hantu yang sering mereka ceritakan? ia suka mengganggu gadis perawan." Bisiknya tepat di telinga kiri Seulrin.
Seulrin menepuk lengan lelaki berparas tampan itu keras membuat ia mengaduh.
Semenjak Seulrin bergabung di perusahaan yang bergerak di bidang perekonomian, ia dijuluki gadis penggila kerja, rela menambah waktu kerjanya di kantor tanpa di gaji tambahan membuat rekan kerjanya menggeleng melihat temannya satu ini.
Bukannya tidak merasa janggal, mereka tidak ingin membuat Seulrin tidak nyaman dengan mengusik masalah pribadi gadis berambut panjang ini. Mereka memilih bungkam dan menghibur sebagaimana mestinya rekan kerja.
"Jam lembur telah usai sejak jam 8 tadi, kau selalu pulang 2-3 jam lebih lama dari kami Seulrin. Apa kau tidak lelah?"
Gadis itu tertawa, berbalik mematikan komputer dan menyambar mantel yang berada di sandaran bangku. "Bilang saja kau ingin mengajakku pergi dengan mereka," Seulrin melirik ke kiri, teman-teman satu kantornya sedang memamerkan senyuman merekah mereka sambil berpura-pura menyanyi di ambang pintu.
Lelaki bernama Jung Yunho mengusap tengkuk belakangnya sambil tertawa renyah.
"Kau selalu gagal untuk mencarikanku alasan untuk keluar, oppa." Bisik Seulrin di telinga kanan Yunho dan menepuk bahunya sekilas.
Seulrin berlari ke arah teman-temannya dan ikut bernyanyi. Yunho masih berdiri di sana, meraih tas yang berisi diary bersampul ungu itu cepat.
"SEUL! TASMU KETINGGALAN!" teriak Yunho membuat gadis itu kembali berlari ke arahnya dan tas itu sudah berpindah tangan kepada Seulrin.
"Hampir saja, benda lain boleh hilang. Asal," Seulrin menepuk badan tasnya. "Asal jangan diary berhargaku yang hilang." Kekehnya lalu berlari kembali dan berkata ayo kepada Yunho.
"YUNHO CEPATLAH!" teriakan seseorang lelaki membuyarkan lamunan Yunho.
Yunho menyahut. "Iya! tunggu aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fiksi Penggemar[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...