Seulrin's diary
21 September 2017
Nyatanya, aku akan tetap dan terus bahagia. Karena dirimu.Bandara Incheon tampak lengang, mungkin karena hari ini adalah hari kerja dan tidak juga hari libur nasional. Terlihat tidak begitu dipenuhi banyak penumpang yang datang maupun berangkat ke tujuannya.
Di tengah kesunyian, berdiri 2 gadis dengan pakaian berbeda kontras tampak kasak-kusuk menatap jadwal kedatangan pesawat melalui layar super lebar di dinding kedatangan bandara.
"Kau yakin dia akan sampai jam 10 pagi ini?" tanya Noa di sebelah Seulrin yang tak begitu paham.
Seulrin melepas kacamata sambil menaikkan sedikit topi hitamnya menunjuk layar yang menampilkan penumpang Chicago menuju Seoul sudah mendarat tepat di pukul 10 pagi ini.
Noa menganga di balik masker hitamnya karena ini pertama kalinya ia bisa pergi ke bandara, menunggu seseorang kembali sambil menatap papan besar berisikan nama dan jenis pesawat lengkap dengan jadwal tiba. "Wah, kita datang tepat waktu. Sangat canggih."
Seulrin mengangguk. "Kapan-kapan kita pergi juga naik pesawat, oke?" merangkul sahabat berpakaian serba lilac itu cepat. Dikarenakan Noa yang mempunyai jadwal padat antara kuliah dan menjadi salah satu trainee di sebuah agensi, hal-hal seperti ini bahkan terasa asing bagi dirinya.
"Taehyung berkata ia menaiki pesawat yang sampai di pukul 10 itu, kurasa ia sedang menunggu kopernya?" Seulrin mengajak Noa ke depan pintu kaca kedatangan yang berbataskan pagar stainless. Menyangga tubuh di sana dengan sesekali bergumam senang dan menjinjit kaki tanda ia begitu bersemangat.
Para penumpang penerbangan Chicago sudah banyak keluar dari pintu kedatangan, disambut hangat oleh keluarga hingga pasangannya masing-masing. Bagian pengambilan koper juga sudah tampak lengang, Namun tak sekilaspun batang hidung Taehyung terlihat.
Mata Noa sejak tadi tidak lepas dari kaca pembatas. "Kau yakin Taehyung pulang hari ini? orang-orang penerbangan yang sama dengannya sudah hampir keluar semua Seulrin." Tutur Noa sambil membuka masker wajahnya.
Rasa panik mulai menjalar, Seulrin menggigit bibir bawah menatap layar ponselnya tengah menghubungi Taehyung namun suara renyah operator yang terus-menerus menyambutnya. "Kenapa ponselnya tak aktif?" Wajah Seulrin berubah murung.
"Kau yakin hari ini Seul?" Noa bertanya takut-takut.
Seulrin mengangguk pasti membuka topi hitamnya gerah. "Iya. aku yakin dia sudah tiba Noa, mungkin saja ia terjebak di imigrasi? atau kopernya tidak ketemu? hingga ia lupa mengaktifkan ponselnya?" Seulrin memanjangkan leher berharap melihat Taehyung yang akan melambaikan tangan kepadanya. Namun tak satupun penumpang berperawakan seperti kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fanfiction[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...