Seulrin's diary
2 Juni 2017
Siapa yang harus ku percaya?Beberapa hari di sibukkan urusan kuliah membuat Seulrin mengabaikan segala panggilan hingga pesan masuk dari Taehyung, ia pun tak berminat untuk meladeni jika yang menghubunginya adalah lelaki pendusta itu.
Di tambah, selama seminggu ia memilih untuk menginap di apartemen Noa karena ingin menghilangkan rasa kesalnya.
"Tak kau angkat?" Noa melirik ponsel Seulrin di atas meja dapur yang tergeletak begitu saja sambil menjejalkan popcorn yang akan mereka santap untuk movie marathon nanti.
Seulrin melirik Noa masam. "Kau sudah bertanya 10 kali Noa." Ia melanjutkan kembali membaca novelnya dengan bibir manyun.
Noa mendecak, pandangannya teralih saat ponsel itu berhenti berdering, sontak mengusap layar ponsel Seulrin santai.
"Astaga....sudah 50 kali Taehyung meneleponmu!" teriak Noa dengan mata besarnya.
"Lalu?"
Noa sontak melemparnya dengan sebuah popcorn, betapa teganya gadis yang kini bercumbu dengan sebuah novel mengacangi lelaki tampan nan baik sampai beberapa hari tanpa tercetak raut berdosa di wajahnya.
Seulrin malah memungut dan memakan popcorn jatuh itu dengan nikmat. "Wah, rasa mentega? Terima kasih, Noa." ujarnya dengan nada datar tanpa ekspresi.
"Aish! kau sangat tega!" Noa berjalan dan duduk di samping Seulrin. Menatapnya tajam seperti hendak menagih hutang.
"Seulrin!" Teriaknya tepat di kuping Seulrin.
Seulrin melirik Noa kesal, tidak bisakah ia mendapatkan kedamaian membaca sebentar saja?
"Apa apa apa?" menutup novel dan melepas kacamata bacanya sambil memiringkan tubuh menghadap Noa.
"Sampai kapan kau akan mengacuhkannya? kau ingin mendapatkan karma?"
"Aku tak tahu karma, yang aku tahu hanyalah kurma."
"Seulrin!"
"Apa lagi?!"
"Kau menyukai Taehyung, kan?" tanya Noa menusuk lengan Seulrin menggunakan jari telunjuk.
Seulrin menutup matanya lelah. "Menyukainya? lebih baik aku menyukai novelku daripada dia." Ia meraih remot tv dan menekan tombol on, melirik Noa yang kini menatapnya galak. "Jadi nonton atau tidak, nih?"
-----()-----
Seulrin melambaikan tangan kepada Noa saat taksi online datang menjemput ketika matahari berada di atas kepala, sekantung popcorn dengan sebuah tas sandang yang melekat di punggung ia eratkan.
"Jika aku butuh pelarian, pintu apartemenmu selalu terbuka untukku, kan?"
Noa mendecak, "tidak akan aku buka jika kau tidak meladeni Taehyung." Menyilangkan kedua tangan di depan dada.
Astaga, kenapa harus di bawa-bawa Taehyung?
"I–yya." Seulrin melirik Noa sekilas sebal sambil berjalan meraih handle pintu penumpang. "Kenapa kau tidak saja yang menghubungi Taehyung, ck."
Diliriknya sekilas seseorang di balik kemudi dari pantulan spion dalam yang menempel pada plafon mobil, pengemudi tersebut menurunkan topinya lebih rendah dan mengangguk.
Seulrin mengulum bibirnya sambil berkata, "terima kasih atas kedatangan tepat waktunya."
Tak ada balasan, sang supir hanya menganggukkan kepalanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST | Kim Taehyung
Fanfiction[Completed] [New version] Kehilangan merupakan awal mula dari kisah ini berjalan, semuanya seperti ditakdirkan untuk meninggalkannya. Meninggalkan untuk menemukan atau menemukan untuk meninggalkan. Satu yang Seulrin ingat, bahwa ia tidak menyesal t...