Unsettled

639 65 29
                                    

Seulrin's diary
20 April 2018
Keajaiban mungkin tidak akan pernah hadir untuk menyapaku.

Duduk di tepian pantai beralaskan sebuah selendang hitam, dan pakaian serba hitam dengan sebuket mawar kuning adalah kebiasaan yang tidak pernah berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk di tepian pantai beralaskan sebuah selendang hitam, dan pakaian serba hitam dengan sebuket mawar kuning adalah kebiasaan yang tidak pernah berubah.

Kali ini Seulrin datang bukan untuk mengingat kepergian seseorang yang telah tiada, melainkan mengingat kepergian seseorang yang telah berubah.

Bukan karena salah kecelakaan itu, melainkan karena salah lelaki bernama Kim Taehyung yang tidak ingin mengingatnya.

Ia memilih untuk menghapus dan mengubur semua kenangan dirinya bersama Seulrin dalam-dalam.

Seulrin mengulum senyum menatap layar ponsel yang masih menampilkan foto Taehyung sebagai layar kuncinya, senyuman merekah yang dapat membuat siapapun akan ikut tersenyum melihatnya.

Ekspresi itu tidak dilihatnya kemarin di wajah Taehyung, menyisakan kecewa yang teramat dalam bagi Seulrin.

"Kau bahkan tidak tersenyum seperti itu ketika melihatku hadir." Lirihnya.

Keping demi kepingan ingatan memaksa untuk kembali mengobrak-abrik pikiran.

Satu cairan bening lolos dan jatuh membasahi layar ponsel dalam genggaman.

"Kenapa kau menangis?"

Suara Taehyung terdengar di dalam kepalanya, ia mungkin sudah tidak waras.

Pertanyaan yang ia lontarkan saat bertemu untuk pertama kalinya di sebuah kursi berjejer di sepanjang Sungai Han mendominasi pikiran.

Seulrin masih ingat rasa takut yang dialaminya waktu itu untuk sekadar mengangkat kepala.

Gadis itu menggeleng lalu meraih sebuah diary lama yang menjadi perantara pertemuan kedua mereka di sebuah mini market tempat ia bekerja dengan adu mulut dan pertengkaran kecil saat diary miliknya dikembalikan olehnya, hingga sebuah perkenalan terjadi.

Takdir selalu berusaha untuk mempertemukan mereka hingga Seulrin tak mampu menampik saat dirinya mulai menyukai tiap aksi kecil yang Taehyung berikan untuknya.

"Menangislah, jika itu membuatmu lebih baik. Aku akan menemanimu tepat di belakangmu, Seulrin."

"Kau tidak berada di belakangku untuk menutupi kesedihanku sekarang Taehyung." Lirih Seulrin.

Seulrin mengelus diary bewarna cokelat kayu berukir bunga mawar hitam itu pelan, pembatas bewarna pink terselip di tengah diary merupakan awal mula ia menjadi dirinya yang baru.

Lelaki bernama Kim Taehyung berhasil menarik dirinya keluar dari penyesalan serta rasa bersalah terhadap dirinya di masa lalu.

Dengan tangan yang bergetar hebat, Seulrin membuka perlahan dan membaca tulisan dari awal pembatas hingga dua halaman terakhir diary-nya.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang