That man

1.6K 147 133
                                    

Seulrin's diary
18 Mei 2017
Lelaki itu, kembali.

Cairan infus menetes teratur menuju selang kecil, mengalir melalui rongga runcing yang tertanam lalu menyebar ke dalam pembuluh vena di balik kulit punggung tangan gadis yang terlelap.

Sejak tadi Taehyung tak beranjak dari bangku samping ranjang pasien, maniknya setia mengawasi gadis pingsan di pelukannya beberapa waktu lalu kini terbaring tenang.

Tangannya terulur mengelus lembut surainya pelan, menikmati momen saat gadis ini berhenti berceloteh.

Memandang setiap inci paras Seulrin membuat produksi hormon endorfinya bekerja, menciptakan lengkungan tipis yang begitu memabukkan.

"Kenapa kau selalu berusaha untuk selalu tersenyum?" bisik Taehyung dengan suara deep husky mengisi ruangan sunyi, ia beralih mengusap kening Seulrin lembut.

Nyatanya saat tertidur pulas pun, gadis ini tampak tersenyum.

Mendadak Seulrin merespon dengan gumaman kecil, Taehyung refleks menghentikan aktivitasnya, merogoh ponsel dari kantung celana dan berpura-pura mengetik sesuatu.

Kelopak gadis itu terbuka perlahan, "Tae?" panggilnya dengan suara parau.

Ia mencondongkan tubuh ke arah Taehyung. "Abu Ayahku?"

Taehyung seketika hendak meraih kotak di atas nakas samping ranjang Seulrin, namun Seulrin mencegahnya.

"Taehyung, terima kasih." Senyuman tipis dari bibir pucatnya membuat Taehyung terperangah.

Seulrin hendak bangun namun Taehyung menahan bahu Seulrin dan mendorongnya pelan untuk kembali berbaring. "Kau boleh pulang saat infusmu sudah habis."

Seulrin menghela pasrah, mengerucutkan bibir. "Apakah ini terlalu berlebihan? aku hanya pingsan."

Seseorang berjas putih tiba-tiba menggeser pintu ruang inap Seulrin sambil melangkah mendekat dan berkata, "tubuhmu kekurangan nutrisi, dan psikologismu sedang terguncang, benar apa kata Taehyung." Lelaki berkulit pucat ber-name tag dokter itu menyentuh pundak kiri Taehyung di balas anggukan ringan olehnya.

Beralih mengecek infus Seulrin, menuliskan sesuatu di papan tulis kecil miliknya dan mengangguk.

"Bukankah?" Seulrin bersuara sambil berpikir seperti pernah melihat lelaki ini sebelumnya, tapi dimana?

"Kau pasti ingin mengatakan sesuatu, bukan?" kata dokter dengan name tag Yoongi itu berdiri di samping Taehyung.

Seulrin mengangguk, "sepertinya kartu..."

Pupil Seulrin melebar, pecahan ingatan itu menyatu. Benar, dokter yang menjatuhkan pisau–kartu–waktu itu pikirnya.

"Hyung mengenal gadisku–" potong Taehyung sontak menepuk mulutnya cepat. "M-maksudku...temanku?!" ralatnya dengan cengiran.

Dokter Yoongi itu mengernyit menepuk lengan Taehyung. "Bukankah kau sudah memiliki kekasih?"

Ekspresi Seulrin seketika berubah, potongan dugaannya selama ini akhirnya terjawab dan menjadi konkret.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang