Unbelieved

534 57 11
                                    

Seulrin's diary
16 April 2018
Apakah lebih baik menyerah?

Alat bedside monitor menampilkan detak jantung, nadi dan tekanan darah juga alat bantu pernapasan terpasang di bagian tubuh Taehyung membuat Seulrin tidak bisa menahan nyeri dan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alat bedside monitor menampilkan detak jantung, nadi dan tekanan darah juga alat bantu pernapasan terpasang di bagian tubuh Taehyung membuat Seulrin tidak bisa menahan nyeri dan air mata.

Lelaki itu kini tidak sadarkan diri di dalam ranjang ruang inap dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, Seulrin bersyukur belum terlalu jauh berlari saat tubuh Taehyung ambruk begitu saja.

Seulrin menatap Taehyung yang tampak damai, ia menaikkan sedikit selimut ke bagian dada Taehyung dan duduk di sampingnya.

"Seharusnya kau tidak mencoba mengingatku," ujar Seulrin menggenggam tangan Taehyung yang mendingin.

"Kau lebih baik bersama Min Joo, aku tidak apa-apa, asalkan kau aman Taehyung." sambung Seulrin sambil merapikan surai Taehyung yang sudah berubah menjadi bewarna caramel itu.

Seulrin mengusap air matanya lalu melepaskan genggaman tangannya dan mengecup kening Taehyung sekilas.

"Jangan pernah mencoba untuk mengingatku, Taehyung." Ujar Seulrin pelan di telinga lelaki itu.

Seulrin mengambil napas pelan, ia memaksa tubuhnya untuk berdiri lalu melangkah menuju pintu ruang inap Taehyung.

Gadis itu menoleh kebelakang saat tangan kanannya sudah berada di pegangan pintu memastikan pilihannya tidak salah untuk meninggalkan Taehyung dengan tidak memaksa lelaki itu mengingatnya dan menjalani hidupnya yang lebih baik.

"Seul,"

"Seulrin..."

Racau Taehyung yang terus memanggil nama Seulrin di bawah alam sadarnya.

Seulrin terperanjat, ia ingin sekali berlari dan merengkuh tubuh dingin Taehyung yang memanggilnya itu, tapi pikirannya membuat ia kalut.

Ia tidak ingin memperburuk kondisi Taehyung, namun di lain sisi ia takut akan menyesal di kemudian hari jika tidak menghampiri lelaki itu.

"Seul, di sini dingin...." racau Taehyung kembali.

Tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi nanti, Seulrin berbalik lalu berlari ke arah Taehyung dan merengkuh tubuh lelaki yang sangat dirindukannya beberapa bulan terakhir ini dengan erat.

"Aku di sini Taehyung, aku di sini."

Seulrin bisa merasakan detak jantung Taehyung yang memacu sama seperti miliknya membuat ia semakin menjadi-jadi menangis.

"Detak jantungmu masih sama saat kita bertemu untuk pertama kalinya waktu itu," Ujar Seulrin sambil merenggangkan pelukannya.

Diusapnya wajah Taehyung yang kembali tertidur pulas dengan napas stabil membuat Seulrin mengulum senyum pahit.

"Lihat, hati kecilmu bahkan mampu mengingatku Taehyung," ujar Seulrin menarik kursi dan duduk disamping ranjang Taehyung.

Seulrin memangku kepala menggunakan kedua tangan di tepi ranjang, meneliti tiap lekuk wajah Taehyung mulai dari alis yang tebal nan rapi, sepasang kelopak mata yang memiliki bulu lentik, hingga bibirnya yang lebar dan tidak begitu tebal dengan garis bibir yang sangat dalam dengan tatapan sendu.

LOST | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang