AuthorPov~~
sudah sebulan berlalu, saat Vanya pertama kalinya berada di sekolah ini. Banyak yang berubah dari Vanya saat ia berada di dekat Dhirga, misalnya pipinya yang tiba-tiba merona karena godaan Dhirga.
Kali ini mereka berdua sedang ada di kantin, menikmati jam istirahat. Bersama ketiga sahabat Dhirga dan keempat sahabat Vanya, mereka semua tiba-tiba saja menjadi akur, entahlah.."Sayang.." ujar Dhirga manja sambil menggoyang-goyangkan lengan Vanya.
Vanya memutar bola matanya malas, "sayang palelu peyang" sungutnya.
Dhirga terkekeh pelan, "jangan marah-marah dong, ntar tambah jelek"
"Oh gitu, lo bilang gue jelek?" Sentak Vanya dengan keras, keempat sahabat Vanya pun hampir terjungkal akibat sentakan yang lumayan keras itu.
"Anjir Van, kaget gue" ujar Intan ngos-ngosan.
"Woles mbak" sungut Aya.
Vanya memanyunkan bibirnya, menatap tajam keempat sahabatnya itu.
"Kalian sahabat siapa sih?"
"Lo lah"
"Napa belain ni monyet"
"Jaga ucapanmu, sayang" ucap Dhirga berdrama, semenjak Dhirga berpacaran dengan Vanya, Dhirga menjadi lebih blak-blakan, sikap dinginnya sudah hilang entah kemana. Yah walaupun sudah hilang, tapi masih berbekas sedikit dia hanya bersikap dingin terhadap orang yang tidak disukainya.
Seperti, Rika dan ciwi-ciwinya misalnya.
"Mulut-mulut siapa?" Sungut Vanya.
"Neng, makan cabe sekilo ya? Pedes amat" celetuk Davin yang sontak membuat Vanya semakin sebal.
"Ih sebel deh gue sama kalian semua, gue balik aja kalau gitu" Vanya sudah bersiap untuk pergi dari sana, tapi sebelum itu terjadi, Dhirga menarik tangan Vanya hingga terduduk kembali di bangkunya.
Vanya mengalihkan pandangan nya, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya.
"Ciehh..pipinya merah, kepanasan ya?" Goda Intan.
Vanya ingin sekali melemparkan sendok yang ada di hadapannya ke kepala Intan, tapi ia mengurungkan niatnya itu, mengingat ia anak baik.
"Diem"
"Hahahahahhahaha..."
Semua yang ada disana tertawa saat melihat ekspresi lucu dari Vanya, coba bayangkan, Vanya dengan wajah meronanya tengah marah sambil memanyunkan bibirnya.
"Gak usah di gituin muka lo Van" ujar Handa.
"Kenapa?"
"Lo kek sempak kuda" celetuk Okan.
"Wahahaahahhaha..bener-bener kata Okan, muka lo kek sempak kuda" Intan tertawa dengan kerasnya.
Vanya melipan tangannya ke depan dada, "ketawain aja terus"
"Jangan dengerin dia, sayang"
"Jiahh alay amat lo, njing"
"Heh! PEA iri amat sih" dengus Dhirga.
Dhirga kembali menatap Vanya yang berada di sampingnya, merasa di tatap Vanya pun menolehkan kepalanya kesamping.
"Kenapa liat-liat?" Tanya Vanya bingung.
Dhirga tersenyum lembut, "besok ada acara gak?"
"Anjir, kode-kode"
"Pergi cuy, jadi obat nyamuk kita" ujar Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fiction"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...