Dhirga Sakit?

25.1K 1.1K 23
                                    

AuthorPov~~

"Vanyaaaaaa! Ya tuhan, kebo banget sih jadi anak" omel Raya sambil mengguling-gulingkan Vanya, namun hal itu selalu sia-sia, Vanya sama sekali tidak bisa di bangunkan.

"Bangun Vanya..oh atau mama potong uang jajan kamu sel--"

"Oke! Fix! Vanya bangunn"

Raya tersenyum menang, melihat keadaan anaknya yang menderita karena ancamannya. Ya bagaimana pun ia juga ibu yang baik, ia tidak akan membiarkan anaknya telat barang sedetik pun.

"Mandi, trus sarapan. Mama tunggu di bawah" ucap Raya sambil mengelus kepala Vanya.

Vanya hanya mengangguk, masih mengumpulkan nyawanya. Setelah Raya keluar dari kamar Vanya, Vanya langsung mengambil handuknya dan memulai ritual mandinya.

20 menit kemudian..

"Pagi semuaaa"

"Pagi Van"

Vanya menghampiri kedua orang tuanya yang tengah sarapan dengan Nathan dan juga adiknya, Varen.

"Haloo adikku yang cantik" Vanya menoel-noel pipi gembul Varen hingga membuat sang adik tertawa dengan kencang.

Vanya tersenyum lalu dengan cepat ia menyelesaikan sarapannya, sebelum telat.

"Van, Dhirga mana?" Tanya Azka kepada sang anak.

Vanya mengendikkan bahunya, tanda tidak tau.

"Ga tau pa, enggak biasanya dia telat jemput Vanya" jawabnya.

Vanya mengeluarkan hpnya, mengecek apakah ada sms dari Dhirga atau tidak.

Nihil, sms Dhirga sama sekali tidak ada, kecuali obrolan-obrolan sahabatnya itu.

"Bang Nathan anterin gue yuk"

"Idihh ogah, tunggu pacar lo aja"

Vanya mencebikkan bibirnya, "udah telat tau"

"Anterin sana, ntar adik kamu telat" suruh Azka.

Vanya tersenyum senang, dan memeletkan lidahnya ke arah Nathan.

"Yaudah, tapi nanti pulangnya gue gak bisa jemput ya, ada urusan"

"Sok sibuk lo"

"Mau dianterin gak?"

"Iya-iya sorry"

Vanya mengecup tangan kedua orang tuanya, sesekali mencium pipi gembul adiknya tersayang, kebiasaan Vanya setiap hari.

"Pa, ma, Vanya berangkat sekolah dulu"

"Hati-hati, belajar yang bener"

"Ay-ay captain"

----

"Thank you abang kuu"

Nathan tertawa pelan, mengacak rambut Vanya, "belajar yang bener"

"Oke oce"

Vanya turun dari mobil Nathan setelah mengecup tangan sang kakak. Pikiran Vanya mengarah ke Handa, memikirkan nasib sahabatnya, kalau dipikir-pikir Vanya belum berbuat sesuatu untuk sahabatnya itu.

Apa sekarang gue mulai?- Vanya.

Vanya membuka pintu mobilnya kembali, membuat Nathan mematikan mesin mobilnya, menatap bingung Vanya.

"Kenapa lagi? Ada yang ketinggalan?"

"Hati lo ketinggalan"

"Maksud lo? Pagi-pagi ngawur mulu"

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang