Setan Menor

28.6K 1.2K 15
                                    

Mulmed ada pak Rayn tuh, masih muda banget mah ini:v jadi suami  dedek dong bang:v

Kalo gurunya kayak gini mah gue rela sekolah setiap hari tanpa ada kata libur, iya libur.

Libur mencintai kamu maksudnya..
Eakkk😄

_______________________________________

VanyaPov~~

Gue sekarang lagi ada di kantin bareng sama curut-curut kesayangan gue, juga ditambah curut-curutnya Dhirga. Kita semua lagi menikmati jam istirahat.

Ini udah bulan ke 5 gue pacaran sama Dhirga, selama itu pun gue belum pernah ngungkapin perasaan gue ke Dhirga.

Dhirga bilang dia enggak masalah sama itu, asalkan gue enggak pergi dari sisinya.

Emang lebay sih kedengarannya, tapi itu buat hati gue hangat. Entahlah gue masih belum bisa mengakui perasaan gue ke Dhirga.

"Kenapa melamun?" Tanya Dhirga lembut.

Gue hanya menggeleng, "enggak apa-apa"

Oh ya, makin kesini gue bawaannya selalu merasa tertekan. Salah satu masalah yang buat gue tertekan itu waktu tiga hari yang lalu, saat gue ketemu sama Karrel.

Karrel itu cowok yang gue suka saat masa smp, gue bahkan pernah nembak dia, entah gue malu buat nyeritain itu semua ke kalian. Gue bahkan bingung harus cerita dari mana tentang Karrel.

Sahabat gue pun enggak tau tentang hal ini, gue memang menyembunyikan kalau gue pernah nembak Karrel.

Dan tiga hari yang lalu, gue ketemu dia. Entah sengaja atau enggak sengaja, gue hanya bersikap pura-pura biasa saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara gue sama Karrel.

Flashback

"Anjir Dhirga lama banget sih, katanya cuma mau ngembaliin buku" gumam gue sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangan gue.

Gue masih setia nunggu Dhirga di halte, di bilang dia harus ngembaliin buku temannya, dan dia nyuruh gue nunggu di halte yang deket sama sekolah.

"Deva"

Suara itu

Suara yang buat hati gue hancur berkeping-keping.

Suara yang buat diri gue rendah.

Suara yang paling gue rindu sekaligus gue benci.

Karrel Horlando.

Dia muncul lagi, dia muncul dihadapan gue setelah die berhasil buat gue jatuh setelah diterbangin tinggi-tinggi.

"Karrel?"

"Ini beneran lo kan Dev? Yatuhan gue kangen sama lo, kenapa harus pindah ke bandung dulu?"

Itu karena lo! Brengsek! Karena lo gue harus ikut pindah ke Bandung sama keluarga gue, karena lo gue malu harus nampakin diri gue ke lo. Itu alasan gue pindah ke Bandung, bodoh!

"Iya ini gue Devanya, gue pindah karena bokap gue ada tugas disana"

Bohong!

Dia bahkan masih manggil nama panggilan itu ke gue, Deva' hanya dia yang manggil gue Deva, dia bahkan bilang kalau dia ingin menjadi yang paling berbeda diantara yang lain.

"Gue kangen lo Dev"

Tubuh gue menegang saat tubuh Karrel dengan seenak jidatnya memeluk tubuh gue, rasa itu tidak boleh kembali lagi.

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang