Bagi yang belum cukup umur, khususnya 15+, langsung aja ke part berikutnya ya:) hmmm takutnya kalian pada engga suka sama yang begitu:v kalau ngeyel gapapa kok, dosa ditanggung sendiri ye:)
****
"Ke rumah sakit sekarang! "
Hanya kalimat itulah yang terlontar dari bibir gadis yang bernama Handa. Setelah mengantar Vanya pulang, sebuah panggilan dari gadis itu masuk dan menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit. Dhirga mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata, berharap jika tidak terjadi apa-apa di rumah sakit.
Ia hanya perlu tahu bagaimana keadaan Aya, seberapa parahkah gadis itu? Jika sesuatu yang buruk menimpanya maka dia akan bertanggung jawab, ya, hal itu sekaligus mengambil nyawanya.
***
"Brengsek!"
Bugh!
Pukulan itu telak mengenai pipi Dhirga sehingga membuat tubuhnya terjengkal akibat kerasnya pukulan.
"Itu cukup buat lo ngerasain sakitnya Aya sekarang!"
"Sayang sudah,"
Nathan menahan tubuh Handa yang ingin kembali memukul Dhirga. Rupanya gadis itu masih marah kepadanya. Dhirga mengerti, laki-laki itu hanya bisa diam sembari menatap ruang perawatan.
"Maaf."
"Maaf belum bisa untuk menyelamatkan bayi di kandungan Aya! Bajingan!"
"Bayi?" mata Dhirga seketika ingin meloncat dari tempatnya. Bayi? Tak pernah terfikirkan sedikitpun untuk mencelakai bayi itu, dan ayahnya? Apa gadis itu hamil di luar nikah?
"Iya, Aya hamil dan usia kandungannya masih dua minggu. Dan lo--"
"Sudah sayang, jangan salahkan Dhirga. Dhirga tidak tau tentang janin itu," ucap Nathan sambil merangkul pundak Handa.
"Seharusnya dia lebih hati-hati! Lo bayangin gimana hancurnya Aya kalau tahu ini semua." ucap Handa dengan nada getir, gadis itu masih menangis sambil memeluk tubuh tunangannya. Sementara Dhirga menunduk dalam, berdoa agar bayi di dalam kandungan Aya dapat diselamatkan.
"Sayang, pulanglah dulu. Biar aku dan Dhirga yang menjaga Aya disini, aku tahu kamu lelah. Pulanglah, supirku akan mengantarmu." ucap Nathan menyuruh Handa untuk kembali ke rumah sementara dirinya dan Dhirga sepanjang malam demi menjaga dan menanti kabar Aya di dalam sana.
"Tidak. Aku mau disini. Aku tidak ingin meninggalkan Aya." jawab Handa. Namun Nathan bersikukuh agar Handa tidak keras kepala seperti ini. Namun pada akhirnya Handa harus menyetujui permintaan Nathan karena alasan Vanya yang sendiri di rumah. Nathan meminta agar Handa menemani Vanya di rumahnya.
"Baiklah, aku akan pulang. Telfon aku kalau terjadi sesuatu, Nath. Aku mencintaimu." ucap Handa lalu mengecup bibir Nathan sebelum akhirnya berjalan menjauh dari sana.
Nathan bernafas berat, sama seperti Dhirga yang sedari tadi tidak bisa tenang sebelum ia mendengar penjelasan dokter itu sendiri. Dhirga tak habis fikir, gadis baik seperti Aya harus hamil di luar nikah, dan dia kembali ke Negara asalnya tanpa mengajak ayah dari bayi itu. Apa gadis itu kembali untuk mencari pertanggung jawaban? Tapi siapa pria brengsek yang menghamili gadis sebaik dan sepolos Aya?
"Lo tau Ga, Handa enggak pernah sekacau tadi. Apalagi sampai memukul seseorang. Sebesar itulah dia menyayangi Aya, Ga. Dia sudah menganggap Aya sebagai saudara perempuannya, dia sangat menyayangi Aya."
"Gue paham bang, ini semua salah gue. Gue yang udah bikin Handa sampai sekacau itu. Maafin gue bang." ucap Dhirga. Hari ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Seharusnya dia yang berada diposisi Aya sekarang. Terbaring dengan selang yang terpasang di setiap tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fiction"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...