Mulmed ada Axel😍
***
VanyaPov~
Aku menekuk wajahku sebentar saat melihat Bang Nathan tengah sibuk bermanja dengan Handa. Bukan hal yang lumrah lagi bagi diriku melihat keadaan itu, tak sedetik pun Bang Nathan melepaskan pandangannya dari sahabatku itu.
Hari ini aku sudah diperbolehkan untuk kembali sekolah, awalnya papa tidak mengizinkanku untuk bersekolah dahulu karena fisikku masih belum kuat. Aku terus memaksa papa, jujur aku rindu sekolahku, dan aku rindu teman-temanku. Rasanya bosan kalau hanya berdiam diri di dalam kamar tanpa bisa melakukan apapun.
Papa akhirnya mengizinkanku untuk bersekolah, dan kini Handa berniat mengajakku berangkat bersama, namun Bang Nathan tidak memperbolehkanku untuk naik bus ataupun taksi. Menurutnya itu hanya buang-buang uang, Bang Nathan menyuruhku untuk ikut dengannya dan juga Handa.
"Bang! Astaga! Udah dulu manja-manjanya, gue telat nih." omelku kepada Bang Nathan.
Sontak dirinya menoleh dan memasang wajah watadosnya. "Maaf ya, lagian cowok lo itu kemana sih? Gak pekaan banget dia jadi cowok. Putusin sana!" mendengar ucapan Bang Nathan emosiku naik hingga ke ubun-ubun. Enak sekali dia bilang kalau Dhirga gak peka, mana disuruh putus segala. Dia kita hubunganku kayak tali rafia?
Aku dengan segera mendekat ke arah Bang Nathan dan menggeplak mulutnya dengan keras, sehingga menimbulkan suara yang memekan telinga.
Bang Nathan meringis kesakitan, "Aishh.. Sakit tau! " omel Bang Nathan dan tidak aku hiraukan.
Kini mataku beralih menatap Handa yang sedari tadi hanya menatap kami tanpa berkomentar apapun. Sepertinya hanya aku yang normal disini, mereka berdua sama saja. Rasanya pengen aku ceburin ke parit tetangga.
"Lo ikhlas gak sih antar gue? Kalau enggak gue bisa naik bus." ucapku pada Bang Nathan.
"Iya-iya. Gue ikhlas banget, banget, banget."
Aku tertawa pelan melihat wajah masam Bang Nathan. Melihat dirinya tersiksa seperti itu membuatku sangat bahagia sebagai seorang adik.
Aku menggandeng tangan Handa dan mengikuti bang Nathan yang berjalan di depan kami, menuju ke arah mobil yang terparkir di garasi."Lo duduk di belakang ya," ucap Bang Nathan yang aku jawab dengan dengusan kesal. Bahkan saat bang Nathan mengatakan kalimat itu, Handa tidak keberatan sama sekali.
'Dulu aja pas berantem gak mau duduk sebelahan, sekarang? Malah minta'
"Sana lo masuk!" ucapku kepada Handa. Cewek itu hanya nyengir gak tau malu lalu masuk ke dalam mobil. Aku mendengus lalu membuka pintu mobil bagian belakang dan segera masuk ke dalam, aku sengaja menutup pintunya dengan keras supaya meraka tau kekesalanku.
Akhirnya bang Nathan menjalankan mobilnya, tak sampai 15 menit akhirnya kami sampai di sekolah. Aku segera keluar dari mobil tanpa menunggu Handa Yang tengah asik berduaan di dalam mobil, kalau aku menunggu Handa, bisa-bisa aku telat masuk kelas. Apalagi sekarang Bu Linda yang mengajar.
Aku tersenyum cerah saat melihat Okan dan Intan duduk kelas dengan susu di tangannya. Aku segera menghampiri mereka.
"Dor!"
"Eh buset! Kaget gue deng!"
"Vanya?"
Aku tertawa pelan lalu mengangguk, "iya ini gue Vanya." jawabku.
Intan segera berdiri lalu memelukku sedangkan Okan masih melongo di tempatnya.
"Lo udah sembuh Van? Astaga! Lo kok gak bilang-bilang gue kalau mau sekolah? Gue kan bisa jemput. Lagian udah kangen berat, lo tau banyak tugas dari guru-guru killer, belum lagi presentasi bertebaran. Lo tau hari ini kita kedatangan murid baru, katanya sih cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fiction"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...