Salah Paham

23.4K 988 13
                                    

AuthorPov~~

Hari ini adalah hari yang paling membosankan bagi Vanya, didukung dengan mata pelajaran pak Dadang akan menambahkan rasa bosan pada dirinya.

"shutt.." Vanya membolehkan kepalanya menuju ke arah Aya.

Vanya tersenyum senang, bagaimana tidak senang, Aya kembali berbicara dengannya setelah beberapa hari yang lalu saat Aya memilih untuk menghindari nya.

Tak butuh beberapa lama, Vanya pun menjawabnya, "kenapa Ay?" tanya Vanya sedikit berisik, takut ketahuan pak Dadang.

"pulang sekolah nanti gue mau ngomong sama lo, hanya kita berdua. Gue tunggu di taman belakang sekolah" ucap Aya dengan aksen suara yang datar.

Vanya menggelar napas pasrah, mendengar aksen suara Aya yang datar membuatnya semakin tidak mengerti dimana letak kesalahannya pada Aya.

Kring...

Kring...

Kring...

"baik anak-anak sekian pelajaran hari ini, minggu depan silahkan kalian persiapkan diri untuk ulangan harian. Belajarlah dengan rajin, bapak permisi dulu. Selama pagi"

"selamat pagi. "

Vanya membereskan bukunya, perutnya sudah sejak tadi berbunyi namun dengan terpaksa ia harus menahan nya.

Vanya menghampiri sahabat-sahabatnya untuk mengajak mereka ke kantin.

"kantin cuy.."

Okan, Intan, Handa mengangguk, sedangkan Aya hanya diam lalu berjalan mendahului mereka berempat.

"Aya kenapa Van? " tanya Intan yang bingung melihat sikap sahabatnya itu.

Vanya menggeleng lesu, ia bahkan tidak tau kesalahannya ada dimana. Bukannya tidak peka tapi ya begitulah.

"Udah, kita ngantin aja dulu, urusan Aya biar gue yang tanya" ucap Ikan menimpali.

Vanya mengangguk pelan.

"Gue harap lo bisa"

*****

"Van lo pulang sama siapa? " tanya Handa. Saat ini seluruh murid di sekolah Vanya di pulangkan lebih awal karena guru-guru sedang mengadakan rapat.

Vanya tersenyum pelan, "gue minta jemput papa gue aja, kalau lo mau duluan, duluan aja, gue masih ada urusan" jawab Vanya.

Handa mengangguk, "oke deh, kalau gitu gue duluan ya Van. Bye"

"Hati-hati! Jangan nyabe lo haha.. "

"Bazeeng"

Vanya tertawa pelan, pikirannya langsung mengingat ucapan Aya tadi untuk menyuruhnya datang ke Taman belakang sekolah.

Dhirga kemana?

Dhirga tidak menemani Vanya karena ia harus pergi ke Bandung bersama orang tuanya untuk menjenguk neneknya yang sakit.

Vanya melangkahkan kakinya menuju Taman belakang sekolah, matanya sesekali menatap hamparan rumput hijau di Taman tersebut, bahkan sangat nyaman untuk diam disini.

Vanya mendudukan dirinya di bangku yang tersedia di sana, matanya menatap intens seseorang perempuan yang tengah berjalan ke arahnya, dia Aya. Vanya meremas tangannya pelan saat melihat kedatangan Aya, bukannya takut tapi Vanya hanya gugup melihat ekspresi wajah Aya yang sangat seram.

"Jelasin! " satu kata keluar dari mulut Aya saat dirinya sampai di depan Vanya, dan bukannya bertele-tele dulu ia malah langsung to the point. Itulah Aya, dari dulu tidak pernah berubah.

"Duduk dulu, Ay" jawab Vanya berusaha sabar dengan sikap Aya.

Aya memutar bola matanya kesal, ia akhirnya menuruti kemauan Vanya agar duduk dulu.

"Jadi? "

"Please.. Jangan singkat-singkat ngomongnya, gue gak ngerti maksud lo" ucap Vanya pelan, supaya tidak menyinggung perasaan Aya.

Aya menghela napasnya, ia menghadap ke arah Vanya sambil menatapnya tajam. Hal itu sontak membuat Vanya merinding.

"Kenapa lo ga pernah cerita kalau lo pernah suka sama......? "

Deg..

Seketika Vanya merasakan bahwa waktu di sekitarnya berhenti, dadanya mulai sesak, matanya mulai panas, mengingat kembali kejadian memalukan itu.

"JAWAB!! "

"KARENA GUE MALU!! GUE MALU AY.. GUE BAHKAN NGERASA KALAU GUE INI CEWEK MURAH!!"

".........."

"Gue takut, Ay. Gue takut setelah gue cerita tentang kejadian itu, gue takut lo dan yang lainnya merasa jijik sama gue! Gue takut Ay!! " pertahanan Vanya runtuh seketika.

Aya hanya diam, matanya menatap Vanya dengan sendu, tangannya tiba-tiba terulur untuk memeluk tubuh Vanya yang sedikit bergetar akibat tangisannya.

"Kita sahabat lo, Van. Buat apa sahabat kalau enggak buat tempat mencurahkan segala suka duka lo? Lo salah Van, dengan li sembunyiin cerita ini malah buat gue marah, gue merasa kalau gue gagal buat jadi sahabat lo, gue gagal buat jadi kakak lo. Setidaknya lo cerita sama gue kalau ada masalah, bukan malah mendam sendirian. Gue juga sakit Van, sakit liat sahabat nanggung kesedihan yang amat berat, lo bisa bagi-bagi keluh kesah lo ke gue supaya bukan cuma lo yang nanggung kesediahannya, tapi juga gue. " ucapan Aya kembali melembut.

Vanya mengeratkan pelukannya kepada Aya, matanya tak henti mengeluarkan air matanya. "Maaf, " hanya itu yang dapat Vanya ucapnya, bahkan untuk merangkai kata-kata saja lidahnya sudah kelu.

"Lo punya kita Van, lo punya orang tua, dan lo punya kakak yang selalu bakal dukung lo, jadi buat apa lo takut buat terbuka sama kita? Sekalipun itu tentang hal yang menjijikan, gue enggak akan pernah ninggalin lo, karena lo adik gue, lo adik yang paling gue sayang. Ngerti? "

Vanya mengangguk pelan, "beda ayah beda ibu" ingatnya sambil tertawa pelan.

Aya tersenyum lalu mengacak pelan rambut Vanya, "dasar! Udah jangan nangis, ntar lo keriput loh" ucap Aya berusaha menghibur Vanya.

"Bisa aje lo mah"

"Pulang? "

"Iya"

Itulah gunanya sahabat,

Disaat yang lain kesusahan,

Disaat itulah sahabat selalu datang untuk menghibunrnya,

Melihat sahabat tertawa bebas itu lebih menyenangkan dari pada mendapat balon pelangi,

Dimana sahabat akan selalu senantiasa mendengarkan keluh kesah kita, dimana sahabat selalu ada bersama kita,

Dan sahabat tidak akan pernah meninggalkan yang lain, karena separuh dari hatinya sudah terbagi rata dengan yang lainnya, dan disanalah para sahabat merasa bahwa dirinya benar-benar hidup.

Hidup diantara orang-orang yang menyayangi.

-----------------------------------------------------------------

Pendek? Hahhaha sorry dehh
Kelanjutannya mungkin akan lebih panjang dari ini..
See you reader's 😘😘

Follow widyaristuti1202 (follback? Spamlike ya:)

Yang mau ketemu Dhirga dan yang mau bercakap-cakap sama Dhirga, follow

Dhirgano🎉

Yeayy akhirnya Dhirga punya ig:v.. Follow juga ya:)

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang