Usaha Dhirga (2)

18.9K 986 19
                                    

"Apaa?!"

---

"Sumpah? Mau buka usaha apa lo? Burcang ijo hah? Bapak lo bangkrut mamen?" pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Handa tanpa diperintahkan terlebih dahulu.

Dhirga mendelik tajam pada Handa, "bego," umpat Dhirga dengan suara yang kecil, namun telinga Handa masih bisa mendengarnya.

"Enak aja lo bilang gue bego! Vanya pun masih lebih bego dari gue," jawab Handa membuat Vanya mencubit tangannya.

Semuanya hening, mereka semua sibuk dengan pikirannya masing masing sambil memakan makanan mereka. Vanya menyelesaikan makannya terlebih dahulu, ia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi di sebelah Dhirga, rasanya ingin memeluk laki-laki itu menyalurkan semua kerinduan yang ada dihatinya.

"Gue duluan, mau buat tugas." ucap Vanya sambil mengambil ancang-ancang untuk pergi. Namun tiba-tiba seseorang menahan pergelangan tangannya, membuatnya mau tidak mau menghentikan langkahnya.

"Gue antar ke kelas," ucap Dhirga setelah memberikan selembar uang seratus ribu pada teman-temannya.

"Bayarin, semuanya" ucapnya yang langsung di soraki oleh orang-orang yang berada disana.

Vanya memutar bola matanya, Ia melepaskan tangan Dhirga dari pergelangan tangannya dan langsung beringsut pergi dari hadapan Dhirga.

"Gas bos! Jangan sampe kendor" celetuk Matt yang langsung terkena tabokan pada kepalanya.

"Idih, sakit tau, Kan" sungutnya saat Okan menggeplak kepalanya dengan keras.

"Bodo amat,"

Intan yang masih sibuk dengan pemikirannya hanya diam sambil menatap punggung Dhirga yang menjauh bersama dengan Vanya.

"Gak usah pikirin yang aneh-aneh, ini cuma masalah salah paham aja." ucap David yang membuat lamunan Intan menjadi buyar. Ia langsung mengangguk dan melanjutkan memakan baksonya.

"Maksudnya salah paham?" tanya Okan yang masih tidak mengerti dengan keadaan yang terjadi.

Davin menghela nafasnya lalu menceritakan semua yang terjadi pada kedua pasangan itu, semuanya hanya hanyut dalam cerita David.

"Sumpah! Siapa cewek yang nampar Vanya?" tanya Handa yang berapi-api.

"Dia mantan Dhirga."

"APA?"

***

"Bisa gak lo jangan ikutin gue?" tanya Vanya jengkel kepada Dhirga yang dari tadi mengikutinya kemanapun ia pergi. Bahkan ke kamar mandi pun ia mengikuti Vanya, walaupun tidak sampai masuk tapi itu sangat membuat Vanya malu dan risih.

"Gak, sebelum lo dengar penjelasan gue dulu" jawab Dhirga sambil melipat tangannya di depan dada.

"Gak usah di jelasin, lo emang cowok brengsek! Sekalinya brengsek tetap brengsek!" ucap Vanya dengan nada yang keras. Ia lalu meninggalkan Dhirga yang tengah mematung karena mendengar ucapannya, dan Vanya sama sekali tidak peduli.

"Shit! " umpat Dhirga saat Vanya sudah pergi dari hadapannya.

***

Vanya menunggu jemputan dari Nathan sambil memainkan hpnya walaupun hanya untuk membolak-balikkan aplikasi galerinya. Namun itu juga tidak membuatnya bosan.

"Lama amat sih, dia lagi ngeramin telur kali ya, dari tadi bilangnya masih di kamar mandi" gerutu Vanya sambil melihat ke arah jam tangannya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di hadapannya, tanpa menoleh ia langsung menghampiri mobil tersebut, "lama amat sih lo ba--" ucapannya terpotong saat melihat siapa yang berada di dalam mobil tersebut.

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang