Biasakan vote dan comments sebelum atau sesudah membaca. Comment yang kreatif, jangan comment "next or lanjut" coment lah yang kreatif.
---
Vanya menekuk wajahnya menjadi beberapa lapis, cewek itu sedang kesal kepada Nathan karena sejak kejadian sembur minuman itu Nathan masih terlihat marah kepadanya, bahkan laki-laki itu tidak membuka suaranya barang sedikit pun kepadanya.
"Bang, please.. Antar gue sekolah ya? Gue minta maaf soal kemarin, sumpah gue gak sengaja, jangan diem mulu dong." Ucap Vanya membujuk laki-laki itu agar mau mengeluarkan suaranya.
Nathan masih tetap diam, ia sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini, namun ia ingin bermain-main sedikit kepada Vanya.
"Abang.. Issh dasar! Gue aduin Handa loh, gue bilang kalau lo sering telpon-telponan bareng itu--siapa sih nama--oh iya! Cindy!"
Mata Nathan melotot seketika, "Fitnah lo ya! Gue gak pernah ngelakuin kayak gitu." ucap Nathan.
Vanya malah tersenyum senang, karena Nathan kembali berbicara dengannya.
"Becanda keles, gitu dong dari tadi. Ngomong. Punya mulut kenapa gak dipakai"
"Bacot lo!"
"Pokoknya antar gue ke sekolah!"
"Ogah!"
"Atau gue bilangin Handa?"
"FINE!"
Lagi-lagi Vanya tersenyum lebar, dan Nathan hanya menampakkan wajah kesalnya. Ingin rasanya ia menendang bokong Vanya hingga ke sungai Amazon, agar cewek itu dimakan piranha.
"Nah gitu dong. Ayo abang gue yang ganteng, kita cuss.. "
***
"Heran deh gue, lo punya pacar tapi gak pernah jemput lo. Lo berantem ya?"
"Kepo lo! "
"Adik macam apa lo? Di tanya bener-bener jawabnya begitu." Nathan mendengus pelan sambil fokus dengan jalanan.
Ia setuju mengantar Vanya jika cewek itu bisa membuat Handa kembali padanya, Vanya dengan santainya mengatakan setuju, dan menurutnya membujuk Handa adalah hal yang mudah untuk dilakukannya.
"Lo sendiri gimana? Udah baikan belum?" sindir Vanya, matanya melirik Nathan yang tengah fokus menyetir, tampak wajah Nathan terlihat murung saat menanyakan hal itu.
"Belum, lo udah janji sama gue kalau lo mau bujuk Handa. Kalau enggak abis lo sama gue,"
"Iya iya, lagian Handa mah kecil urusannya. Cuma bilang aja lo punya penyakit yang mematikan terus hidupnya gak lama lagi, dan lo mau dia maafin lo sebelum nyawa lo dicabut, gue yakin lo pasti dimaafin."
"Amit-amit lah bego! Gak usah kasi gue saran yang tidak berguna itu. Pokoknya lo harus bisa bujuk Handa! "
"Iya, cerewet amat sih lo! Cowok bukan sih lo?"
"Bodo amat! Lah lo gimana sama Dhirga?"
Vanya memutar bola matanya, ia sudah memikirkan jawaban yang pas untuk menjawab ucapan Dhirga kemarin. Jelas ia akan mendengarkan penjelasan Dhirga, jujur sebenarnya terbesit rasa kecewanya, namun ia juga tidak boleh egois dengan hal ini.
"Gue baik-baik aja kok, yah cuma lagi ada masalah dikit. Tapi bentar lagi juga bakalan selesai,"
"Idih kok pd gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Fiksi Remaja"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...