Fani

18.8K 804 34
                                    

Vote and comment yoaa..

Jangan comment 'next atau lanjut' coment lah semenarik mungkin.

---

"Lo Vanya kan?" Vanya menghentikan langkahnya saat menatap wanita yang berdiri di depannya. Cewek itu tersenyum sopan, bagaimanapun perempuan yang ada di depannya itu lebih tua darinya atau bisa dibilang kakak kelasnya.

"Iya kak, kenapa ya?"

"Lo dicari Dhirga, lo ditunggu di gudang belakang." ucap perempuan itu. Vanya menaikkan sebelah alisnya, namun ia mengangguk.

Cewek itu tersenyum kepadanya sebelum tubuhnya menghilang dari hadapannya. Vanya mengendikkan bahunya lagi pula ia masih kesal pada Dhirga, karena sejak tadi pagi laki-laki itu tidak membalas pesannya atau bahkan mengangkat teleponnya. Jadi buat apa ia menemui laki-laki itu?

Vanya akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju ke kelas. Sesuatu di balik tembok itu berdecak sebal, rencananya gagal.

"Sial! Pintar juga lo ya. Rencana ke-2" ucap perempuan dibalik tembok itu sambil menyeringai tajam ke arah punggung Vanya yang mulai menjauh.

***

Vanya hampir saja menutup matanya jika bukan karena wajah garang pak Raja terpampang jelas dihadapannya. Bahkan cewek itu sama sekali tidak berkutik karena tatapan menghunus yang di lontarkan oleh guru dihadapannya itu.

"Keluar!" ucap Pak Raja. Vanya mendengus kesal dan tanpa mengatakan apapun ia langsung keluar dari kelasnya.

Intan, Okan, dan Handa hampir saja menyemburkan tawanya melihat Vanya yang di keluarkan dari kelasnya, walaupun ini bukan kejadian pertama kali tetapi tetap saja melihat wajah tersiksa cewek itu membuat ketiga orang itu terbahak.

Sungguh ironis.

Disisi lain, Vanya duduk di bangku kantin dengan kedua tangannya menopang wajahnya. Ia mencebikkan bibirnya, hilang sudah reputasinya menjadi anak baik.

"Mang, Vanya pesan nasi goreng satu sama es jeruk!" teriak Vanya. Mamang mengangkat jempolnya lalu dengan cepat membuat pesanan Vanya.

Cewek itu memilih untuk memainkan handphonenya, tidak berbeda dengan tadi. Bahkan notifikasinya tidak ada yang masuk sama sekali, apalagi dari Dhirga, laki-laki itu hilang seolah ditelan bumi.

"Ini neng, pesanannya."

Vanya menerima makanan tersebut dengan mata berbinar, jangan salah, walaupun masakannya hanya nasi goreng tetapi rasanya tidak kalah dengan masakan restaurant. Hanya saja pake gerobak.

Saat Vanya menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba punggungnya ditepuk oleh seseorang sehingga membuatnya tersedak. Orang itu dengan cepat mengambilkan Vanya minumannya, membantu cewek itu dengan hati-hati.

"Matt?" ucap Vanya sambil memiringkan kepalanya.

Matt hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hai Van," jawab cowok itu dan langsung duduk disebelah Vanya.

"Kenapa?"

Suara Vanya seperti di telan harimau karena tersedak tadi, Matt hanya menampilkan cengirannya sambil menaikkan kedua jarinya membentuk simbol 'peace'.

"Sorry Van, gak sengaja, lo makan aja dulu. Gue tungguin,"

"Eh?"

"Ga pa-pa.. Makan aja dulu."

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang