My sunshine🌞
***
Tak dirasa hari terus berganti, hingga sampai pada saat yang mendebarkan. Para siswa berbaris rapi dengan penuh harap, menatap sebuah map yang berada di tangan kepala sekolah. Menajamkan telinga mereka, bersiap mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah mereka.
"Hari ini adalah hari yang menentukan kelulusan kalian, bagaimana apakah kalian siap mendengarkannya? Bapak harap kalian dapat menerimanya dengan baik."
"Siap, Pak"
Para siswa kelas dua belas berteriak kompak, tak dipungkiri juga kekhawatiran mereka akan pengumuman tersebut.
"Bagus. Bapak kira kalian semua sudah siap mendengarnya, baiklah dengarkan dengan baik. Bapak hanya akan mengucapkannya sekali tanpa ada pengulangan." ucap kepala sekolah diiringi dengan senyuman miring.
Para siswa mulai berbisik-bisik, menyiapkan pendengaran mereka.
"Tidak ada orang yang tidak lulus."
Hening.
Mereka masih memikirkan apa yang tengah dikatakan oleh kepala sekolah. Hingga akhirnya mereka semua menyadari arti dari ucapan tersebut. Mereka bersorak senang, memeluk satu sama lain.
"Kalian bangga?" tanya kelapa sekolah. Hal itu langsung dijawab dengan teriakan semangat para siswa.
"BANGGA!"
"mau UN lagi?"
"OGAH!"
Pak Juna(kepala sekolah) hanya tertawa mendengarkan jawaban yang dilontarkan para siswannya. Dan kini saatnya mengumumkan peringkat nilai UN tertinggi di sekolah tersebut.
"Kalian pasang pendengaran kalian dengan baik, karena bapak akan mengumumkan peringkat nilai UN tertinggi. Bapak harap setelah pengumuman ini tidak ada yang saling iri, karena tidak mendapatkan peringkat. Kalian mengerti?"
"Siap, mengerti"
"Baiklah, bapak akan bacakan dari peringkat 3 dulu. Yang mendapatkan peringkat tersebut adalah Rika dari kelas dua belas IPA 3, dengan jumlah nilai sebanyak 37,25."
Semua siswa menoleh kompak kearah Rika, mereka tidak menyangka pentolan biang kerok yang suka membully adik-adik kelas ternyata memiliki kepintaran yang tidak bisa di ragukan lagi.
Rika yang merasa terpanggil namanya langsung menuju ke atas panggung, tidak ada yang berubah dari perempuan itu, ia masih sama seperti dulu. Make up yang digunakannya pun masih sangat tebal, membuat guru-guru yang melihatnya sedikit meringis.
"Selamat Rika," ucap Pak Juna.
Rika menyambut uluran tangan Pak Juna untuk bersalaman, "makasi Pak, saya juga sudah bisa menebak kalau saya pasti akan mendapatkan peringkat ini. Jadi saya tidak terkejut lagi." ucapnya dengan sombong. Pak juna hanya mengangguk sambil terkekeh pelan, "kamu memang pintar Rika, tapi tolong sikap kamu perlu diubah lagi. Bapak harap kamu dapat bersikap lebih baik setelah hari kelulusan ini." ucap Pak Juna dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fiction"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...