Dhirga menghentikan motornya di depan rumah Vanya, laki-laki itu berusaha mendekat perlahan, dan ingin menjelaskan kesalahpahaman nya antara Vanya. Namun matanya tiba-tiba melotot saat Romeo keluar dari rumah Vanya dengan dibarengi oleh Vanya disebelahnya.
Dhirga turun dari motornya, laki-laki itu sudah tidak bisa menahan emosinya, dengan langkah besarnya ia dengan cepat menghampiri kedua orang itu.
"Brengsek!" umpat Dhirga sambil mendorong kasar dada Romeo. Vanya yang kaget dengan sigap menghampiri Romeo yang hampir terjatuh, ia berusaha menahan tangan Romeo agar tidak jatuh menyentuh tanah.
Melihat adegan tersebut hati Dhirga menjadi sakit, tangannya mengepal kuat, matanya menajam dan rahangnya mengeras. Dengan sekali sentakan ia menarik tangan Vanya menuju ke arahnya, berusaha menjauhkan Vanya dari Romeo.
"Gue usah dekat-dekat Vanya lagi! Vanya pacar gue" ucap Dhirga dengan nada tinggi.
Vanya berusaha melepaskan cengkraman Dhirga dari pergelangan tangannya, namun Dhirga malah menguatkan cengkramannya sehingga membuatnya menyerah.
Romeo tersenyum miring, berusaha bersikap tenang menghadapi laki-laki tempramen di hadapannya itu.
"Yakin dia masih pacar lo?" tanya Romeo, ucapan Romeo malah membuat emosi Dhirga terpancing dan jika bukan karena teriakan Vanya, Dhirga pasti sudah menghabisi Romeo kali ini.
"STOP DHIRGA!"
Vanya menyentakkan tangannya hingga membuat cekalan pada pergelangan tangannya terlepas. Ia menatap Dhirga dengan pandangan kecewa, Vanya berusaha menahan air matanya yang hampir terjatuh, jujur ia sangat rindu dengan Dhirga. Ia sedikit menyesal akibat ucapannya kemarin, ia sangat terbawa emosi namun sekarang Dhirga kembali menyakitinya.
"Gue udah bilang sama lo, jangan pernah ganggu hidup gue lagi! Kita udah putus, Dhirga" ucap Vanya berapi-api. Tangan kecil Vanya mengepal kuat diantara jahitan roknya. Dhirga menatap Vanya sayu, tatapan laki-laki itu kosong.
Namun Vanya tidak perduli, ia terlalu sakit menerima semua ini.
"Lo tau? Karrel sama lo itu gak ada bedanya! Lo brengsek!"
Dhirga menahan tangan Vanya yang memukul-mukul dadanya, "Gue bisa jelasin, tapi tolong lo dengarin gue Van." Dhirga berucap dengan lembut.
Romeo melepaskan tangan Dhirga dari pergelangan tangan Vanya, laki-laki itu langsung membawa Vanya ke belakang tubuhnya yang atletis.
"Vanya gak ada hubungan lagi sama lo, jadi silakan pergi." Romeo berucap dengan santai, Dhirga yang mendengar itu pun rasanya ingin menghajar wajah Romeo sampai hancur.
"Gue gak ada urusan sama lo! Jadi gak usah ikut campur urusan gue" jawab Dhirga.
Romeo malah tersenyum miring, "Gak ada urusan? Malah ada! Vanya itu pacar gue jadi silakan pergi" ucap Romeo.
Dhirga membulatkan matanya, "itu benar Van? Lo pacaran sama dia?" lirih Dhirga kepada Vanya yang terlihat syok dengan pengakuan dari Romeo.
Vanya tidak menjawabnya, ia hanya diam, seperti ada sesuatu yang menahan pita suaranya agar tidak mengeluarkan suara.
"Dia sekarang milik gue, jadi silakan lo pulang dan jangan dekati Vanya lagi!"
Romeo manarik tangan Vanya dan langsung masuk ke dalam mobil Romeo, meninggalkan Dhirga yang masih mematung di tempatnya dengan nafas yang memburu. Hatinya hancur seketika saat melihat orang tersayangnya meninggalkan dirinya, untuk kedua kalinya ia merasakan sakit di hatinya.
***
"Maksud lo apa bilang gue pacar lo?" Vanya bertanya kepada Romeo saat berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Bad Boy
Teen Fiction"Ini namanya pemaksaan!" "Gue gak peduli, yang penting lo jadi milik gue" "Lo siapa? Berani banget nge klaim gue" "Sekarang gue pacar lo, Devanya Robertson" "Dasar pemaksa!" "I love you too" Pertemuannya dengan senior badboy membuat Vanya tidak tena...