Flashback

18.8K 912 22
                                    

Part ini kebanyakan flashback nya ya, please jangan di loncat-loncat bacanya. Flashback nya juga akan berkaitan sama perempuan yang diajak Dhirga ke kafe, udahkan?

Jadi please don't sidders

I need your vote❤

Mulmed : Refani Rahardyan

----------------------

Dhirga memukul kepalanya sendiri dengan keras, seketika raganya terasa hancur saat mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Vanya. Sejak Vanya meninggalkan kafe itu, ia langsung berlari mengejar Vanya namun ternyata Vanya lebih dulu sudah menghilang.

Dhirga kali ini sangat menyesal, ia telah berbuat salah kali ini.

Flashback~

"Dhirga, bisa antar mama ke rumah sakit gak?" ucap Mona (mama Dhirga) sambil mengetuk pintu kamar Dhirga.

Dhirga yang baru sehabis mandi langsung membukakan pintu untuk mamanya, ditatapnya Mona dengan khawatir.

"Mama sakit? Sakit apa? Seberapa parah?" tanya Dhirga beruntun. Mona yang mendengar itu pun hanya tertawa.

"Mama gak sakit kok, cuma mau ngasih berkas ke dokter Raga, ini berkas buat Oma kamu." ucap Mona sambil menunjukkan berkas yang ada ditangannya.

Dhirga bernafas lega, ia mengira bahwa mamanya tengah sakit.

"Jadi Dhirga bolos nih?" tanya Dhirga, padahal dirinya sudah siap dengan pakaian sekolahnya.

Mona mencubit pinggangnya dan sukses membuatnya meringis kesakitan.

"Bukan bolos tapi ijin, kamu tenang aja, mama udah bilang sama papa nanti dia yang bakal ke sekolah," ucap Mona.

Dhirga mengangguk paham lalu menyuruh mamanua menunggu di ruang tamu sementara dirinya akan mengganti pakaiannya.

Setelah mengganti pakaiannya, ia segera menghampiri Mona yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ayo ma," ajak Dhirga.

Mona langsung berdiri dan berjalan menuju ke arah mobil Dhirga yang terparkir di garasinya. Mona masum ke dalam mobil dan diikuti oleh Dhirga.

"Oh iya, mama kok nyuruh Gaga buat antar mama?" tanya Dhirga sambil mengendarai mobilnya.

"Pak Danang lagi jemput anak teman papa kamu, kamu ingat gak? Anaknya om Daniel." jelas Mona sambil membenarkan letak anak rambutnya.

Dhirga hanya mengangguk lalu seketika matanya membulat, "Anaknya om Daniel? Fani?!" tanya nya dengan cepat dan langsung diangguki oleh Mona.

"Kok kaget gitu? Bukannya dia teman kecil kamu? Dulu kalian sering banget berdua, punya panggilan kesayangan lagi, Fani manggil kamu pangeran dan kamu panggil dia prince---"

"Stop ma!" ucapan Mona terpotong saat mendengar teriakan dari Dhirga. Dada laki-laki itu terlihat naik turun, menandakan bahwa dirinya sedang diredam rasa marah.

"Kamu kenapa sih? Mama salah ngomong ya?" tanya Mona sambil menatap Dhirga heran.

"Enggak. Jangan bahas itu lagi." ucap Dhirga.

Selanjutnya mereka berdua hanya berdiam diri tanpa ada yang membuka suaranya. Sampai akhirnya mereka sampai di sebuah rumah sakit elite. Dhirga dan Mona turun dari mobil, berjalan ke lantai 2 dimana itu merupakan kantor dokter Raga.

Possessive Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang