[5] Ghost?

464 16 0
                                    

Kalian tentu pernah ke rumah hantu bukan? Bagaimana rasanya? Deg-degan? Paranoid? Dan bagaimana perasaan kalian ketika yang kalian lihat bukanlah hantu jadi-jadian?

Ini pengalamanku ketika aku bermain di pasar malam. Waktu itu menjelang bulan puasa jadi ada pasar malam di daerah yang tidak jauh dari desa-ku. Aku mengajak tiga orang temanku dan kami berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan berjarak 9 kilometer melewati bambu-bambu, jurang, kuburan. Terdengar menyeramkan mungkin, tapi jalanan ini ramai kok dan belum pernah ada isu-isu mistis di daerah yang kami lewati ini.

Sebelumnya, aku memutuskan pergi ke pasar malam karena malam sebelumnya aku tidak membawa cukup uang untuk masuk ke rumah hantu jadi aku hanya melihat tong setan dan kali ini aku harus mencobanya.

Ketika sampai disana, aku menghampiri temanku yang merupakan salah satu joki di tong setan, kami baru kenal beberapa hari yang lalu ketika aku pergi kesini. Kami sedikit bercerita sebelum kami pergi ke rumah hantu.

"Mau ke rumah hantu?" tanya Ridho

"Mm!" jawabku sambil manggut sekali.

"Datang kesini lagi ya Lin" pintanya dengan senyuman tipis.

Aku pergi mengikuti 3 temanku yang sudah berjalan menuju rumah hantu sejak aku ngobrol dengan Ridho tadi. Oh ya, nama teman-temanku adalah Yani, Hana dan Yuli.

"Ayo masuk!" Hana sangat semangat tetapi dia memeluk erat lenganku, dia mungkin antara penasaran dan ketakutan.

"Ah enggak! Serem! Hantunya banyak banget woy, gue jadi parno sendiri di rumah." kata Yuli yang malam minggu kemarin memasuki rumah hantu.

Aku tak bergeming, menyimpan kepalan tanganku di dalam saku jaket merahku. Sebenarnya aku tidak yakin, tapi aku belum pernah mencobanya dan rasa penasaranku muncul. Aku ingin melihat hantu walaupun hanya hantu jadi-jadian, setidaknya niatku datang kesini terpenuhi.

Kami akhirnya membeli tiket, sedangkan Yuli memutuskan untuk tidak ikut masuk. Aku, Yani, Hana dan dua orang pengunjung lainnya. Sialnya, tidak ada yang ingin berjalan di depan, mereka mengharapkanku! Wajahku saja yang datar, tapi perasaanku sudah berkecamuk tak karuan, untung kakiku tidak gemetar.

Kami naik dari atas dan turun kebawah. Kalian ingatkan? Kami berlima! Dan hanya aku yang berjalan sendirian didepan sedangkan yang lainnya bergandengan di belakang. Sial!
Aku menuruni tangga gelap dan bantingan seng mengagetkanku beberapa kali namun aku tetap tenang. Perlu di ketahui, aku mungkin orang yang paling rasional diantara temanku yang lain jadi aku berpikir semua hantu disini hanyalah hantu bohong. Aku menjaga wibawa-ku, aku tidak ingin terlihat takut atau parno di depan hantu jadi-jadian itu. Setelah menuruni tangga, aku berbelok kekiri dan... gelap...

Kedua temanku dan dua pengunjung (satu pria dan satu wanita) lainnya menjerit-jerit di belakangku. Aku kesal melihat tingkah mereka, padahal belum satupun hantu terlihat. Mereka tertinggal sekitar 4 meter jauhnya dariku, asik menjerit-jerit ketakutan! Aku berbalik dan menarik kedua temanku yang menjerit melihat hantu yang keluar dari sebuah ruangan sempit, padahal hanya sosok hitam! Mereka terpaku disana dan kakinya mungkin bergetar hingga tak bisa berlari.

Aku semakin kesal ketika aku tidak bisa menariknya malah mereka menarik lengan bajuku. Aku menghindar dan berjalan mundur meninggalkan keempat orang yang berteriak histeris hingga aku mencium bau anyir dan membalik tubuhku.

Buggkkk

Aku menabrak sesuatu. Karena gelap, arah penglihatanku hanya menuju kebawah (kulakukan sejak awal memasuki ruang gelap tangga). Dan kali ini kepalaku menabrak sesuatu. Aku merinding hebat melihat kain putih bercampur lumpur juga mengeluarkan bau anyir. Refleks aku melihat penampilan sosok putih didepanku. Untuk beberapa saat aku tertegun, bukan karena kagum guys! Tapi karena si sosok itu terlihat mengerikan. Aku tak tahu harus mendeskripsikan wajahnya yang jelas itu adalah wajah terjelek dan terhancur yang pernah aku lihat. Kulit matanya terkelupas dan putih matanya terlihat, hidungnya hanya tinggal tulang dan... entahlah... aku tak ingin mengingatkan berulang-ulang. Memang gelap, tapi netraku mungkin telah terbiasa sehingga aku bisa melihat sosok itu. Sosok itu adalah pocong.

MisthorpathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang