cahaya mobil menembus kegelapan malam, dari kaca depan, Sugik terus memperhatikan Sri yg tampak sedang serius memikirkan sesuatu, ia sadar, gadis polos itu pasti sudah tahu siapa Atmojo yg sebenarnya, ragu, Sugik bimbang, apakah ia akan menceritakan semua, sebuah rahasia kecil.
mentions setelah bergelut dengan batin, Sugik akhirnya mengambil keputusan, ia membanting setir, membuat mobil menepi, lantas dari sudut matanya, ia melihat Sri tampak gelisah, ketakutan, ia pasti sudah melewati hari yg berat bersama Atmojo, namun, ini masih detail kecil, ia belum tahu
mentions bahwa nama Atmojo, hanya sebuah kejutan kecil bila dibandingkan dengan peristiwa yg menimpa Kuncoro, satu peristiwa yg membuat Sugik lupa cara tidur tanpa kembali ke peristiwa tragis yg akan terus membuntuti kisah hidupnya, selamanya
"pesta kematian keluarga Kuncoro" batin Sugik
mentions Sugik duduk, menghisap rokok, lantas, matanya menerawang jauh, ia masih ingat setiap detail satu persatu bagaimana pembantaian itu terjadi, termasuk, bagaimana ia menyaksikan didepan mata kepala sendiri, bagaimana kepala manusia bisa dipenggal hanya dengan sekali tebasan parang
mentions Sri yg sedaritadi bingung, mendekati Sugik, Sri tampak hati-hati, namun, Sugik membalas tatapan ngeri Sri dengan senyuman palsu, ia tidak mau menambah traumatik yg dialami gadis itu, lantas, Sugik bertanya pada Sri,
"Sri ngerti sopo Atmojo?" (Sri tahu siapa Atmojo?)
Sri diam.
mentions "Atmojo iku, siji tekan 7 ragat trah, sing nyekel nang kene" (Atmaja itu, satu dari 7 keluarga yg memiliki darah persekutuan, yg memegang wilayah disini)
Sri, bingung
Sugik menghisap rokoknya lagi, lantas kemudian menatap Sri kembali, "nek Kuncoro, Sri wes eroh sopo?"
mentions (kalau Kuncoro, Sri tahu mereka siapa?)
Sri semakin bingung
"Kuncoro iku, Trah salik, ndukure Atmojo" (Kuncoro, memiliki kedudukan lebih tinggi dari Atmojo) sahut Sugik, lantas, Sugik mengawasi reaksi dari Sri, matanya terbelalak kaget, apakah ini alasan Atmojo melakukan itu
mentions "tapi, Sri, nang njoboh, sing di ngerteni, derajate Atmojo luwih dukur dibanding ambek Kuncoro, ikulah, mangkane onok pemahaman, bahwa, Kuncoro sing wani nyandak Atmojo luwih disik"
(tapi, dikhalayak, derajat Atmaja lebih tinggi dibandingkan Kuncoro, itulah kenapa presepsi orang berpikir, yg terjadi bahwa Kuncoro lah yang menantang Atmaja lebih dulu)
Sri mengamati Sugik, gadis itu benar-benar tertarik dengan semua ini, namun, Sugik masih menahan bagian paling menarik, ia ingin melihat, reaksi Sri bila ia sudah mengatakannya.
Sugik membuang putung rokok, menginjaknya, lantas kemudian mengatakannya, "asline, sak durunge melok Atmojo, aku ngunu, melok Kuncoro" (sebenarnya, sebelum saya ikut Atmaja, saya itu, sudah bekerja untuk Kuncoro)
ucapan Sugik membuat Sri tidak percaya, lantas, Sri mulai curiga
"ojok ngomong awakmu sing" (jangan bilang kamu yang) sebelum Sri menyelesaikan kalimatnya, Sugik sudah mengatakannya, "iyo, aku nduwe andil sing mbabat kabeh keluarga Kuncoro"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misthorpath
HorrorJangan pernah sembunyi, karena bagaimanapun ia akan tetap menemukanmu. Di lemari, bawah kasur, belakang pintu, atau di langit-langit. Kau yakin tidak ada yang memperhatikanmu saat kau tidur? Kau yakin hanya ada kau di kamarmu? Coba perhatikan sudut...