Koco sudah menunggu bersama yg lainnya, ia membagikan jatah rokok hari ini kepada Agus dan Ruslan, namun, Koco merasa hari ini ada yg berbeda dengan dua kawannya
"onok opo toh iki, raine gak mbois blas" (ada apa sih ini, kok mukanya pada gak enak)
Ruslan melewati Koco "nyocot"
Agus dan yang lainnya segera naik ke mobil pick up yg akan mengantarkan mereka ke tempat kerja, melewati rumah-rumah warga
dari semua orang yg ada disana, hanya Koco yg juga merasa Agus jadi aneh, ia melihat Ruslan, memberi isyarat "kenapa sih Agus" namun Ruslan tidak perduli.
jalan menuju lokasi kerja harus melewati jalan setapak yg hanya cukup dilalui satu mobil, disamping kiri ada perkebunan warga, disamping kanan tebing rumput, dengan sungai beraliran deras,
Ruslan merokok sambil melirik Agus, pikirannya kosong, disenggol beberapa kalipun, Agus-
tidak peduli, tiba-tiba, terdengar ramai orang tengah berkumpul disana, semua orang lantas berdiri di atas mobil pick up, mencari tahu ada apa, termasuk Agus dan Ruslan, mereka melihat warga menuruni tebing,
Koco yg saat itu dekat dengan satu warga yg mendekat langsung bertanya
"onok opo cak" (ada apa pak)
"onok cah mati nang pinggir kali mas" (ada anak kecil meninggal di sungai)
Ruslan menatap Agus, lantas, mereka semua langsung ikut turun untuk melihat.
warga sudah ramai. "anak kecil dia bilang gus" kata Ruslan, "yg semalam kan anak gajah, sudah gak masuk anak-anak itu" bukannya tertawa, Agus justru ikut turun, melewati kerumunan warga, Ruslan yg merasa harus lihat juga terpaksa ikut Agus, ketika Ruslan berhasil, Agus mematung
"cok" Ruslan tertunduk, menyaksikan sosok yg ditarik itu adalah pemuda semala
ia menarik Agus namun, Agus menolak, Koco rupannya dari tadi memperhatikan, ia ikut menarik Agus, dan akhirnya mereka pergi
"aku mau ngomong sesuatu sama kalian" kata Koco, "harus tak sampein kayanya"baru pertama kali, muka Koco tampak serius, sepanjang perjalanan, Koco tampak seperti mau bicara namun ia menahan semuanya, Ruslan dan Agus apalagi, mereka, sepanjang perjalanan tidak ingin bicara, pikiran mereka berdua, melayang-layang teringat wajah pemuda itu
turun di lokasi kerja, Agus tidak perduli dengan apa yg mau disampaikan Koco, ia memilih untuk mulai mengaduk semen bersama yg lainnya, hanya Ruslan yg mendengar Koco,
"ngene, koyok'e omah sing mok panggoni angker yo" (gini, kayanya, rumah yg kamu tempati itu angker ya)
Ruslan, diam. ia tidak tahu harus menanggapi apa yg baru Koco ucapkan.
"orang yg sebelumnya tinggal disana, itu mereka cerita kalau setiap malam, ada yg suka ngelihatin mereka" Koco tampak berpikir, "pocong sih katanya"
Ruslan masih diam.
"nah, sebelum mereka pergi, satu dari empat orang yg tinggal, dia kaya si Agus begitu, diem aja" ucap Koco
"terus" Koco tampak berpikir, lalu meminta Ruslan mendekat, saat Koco berbisik, Ruslan melotot menatap Koco, "Goblok. wes eroh koyok ngunu, aku ambek Agus ber mok kongokon nang kunu, Edan koen co!!"
(bodoh, sudah tahu kaya gitu, aku sama Agus malah disuruh tinggal disitu, gila!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misthorpath
TerrorJangan pernah sembunyi, karena bagaimanapun ia akan tetap menemukanmu. Di lemari, bawah kasur, belakang pintu, atau di langit-langit. Kau yakin tidak ada yang memperhatikanmu saat kau tidur? Kau yakin hanya ada kau di kamarmu? Coba perhatikan sudut...