Entah perjanjian apa yang dibuat antara Langgeng dengan Bapak sehingga Ibu Suminah merasa sangat tertekan dengan segala kekayaan yang ia terima sekarang. Mungkin karena gelap mata atau semacamnya membuat Bapak lupa akan perjanjian yang sudah disepakati antara beliau dengan Langgeng (tentang detailnya ane kurang tau karena yang bersangkutan tidak mau diungkap terlalu banyak masalah ini). Dan dari sinilah efek dari kekayaan instan terjadi.
Seperti merasa dikhianati perjanjiannya, sosok Langgeng yang sempat ane kira baik itu murka menjadi-jadi. Beliau seperti menuntut apa yang sudah dijanjikan Bapak waktu membuat perjanjian dengan dia. Ane gabisa jelasin panjang lebar disini ... yang jelas waktu Bapak mulai mengabaikan perjanjian dengan Langgeng, satu persatu anggota keluarganya meninggal satu persatu (dari anak-anaknya terlebih dahulu). Ane pribadi juga melihat sendiri bagaimana mereka meninggal saat itu, tapi untuk menghormati mereka ane akan tutup mulut soal kasus tersebut.
Yang jelas mereka adalah korban Langgeng atas perjanjian yang sudah dibuat. Menurut penuturan dari Om Hao selaku orang yang bisa melihat melalui mata batin, semua korban Langgeng dimakan sukmanya. Sehingga jasad yang ditinggalkan di dunia nyata ini tidak sepenuhnya jazad nyata, dalam konteks ini digambarkan sebagai pelepah pisang. Pernah suatu waktu satu anggota keluarga mencoba membuktikan kebenarannya saat sedang memandikan jenazah. Konon jika memang korban pesugihan, kala dipotong salah satu anggota tubuhnya jasad tersebut akan berubah menjadi pelepah pisang dan memang benar adanya. Tapi untuk menghargai para pelayat waktu itu, jenazah tersebut tetap dibungkus kain kafan selayaknya manusia untuk menyimpan curiga.
Dalam segala konsekuensi & kenyataan yang sudah terjadi, tangisan Ibu Suminah semakin menjadi-jadi. Waktu itu tinggal bersisa satu anak Ibu Suminah, beliau, dengan Bapak. Bapak sendiri sekarang kembali berubah menjadi Bapak yang pendiam dan hobi merenung. Mungkin dia sudah terpikirkan akan ajal yang menjemputnya setelah ini. Dan tentunya selama kejadian ini berlangsung sosok Mbok Rah selalu ada bersama keluarga tersebut karena beliau adalah orang kepercayaan & secara tidak langsung beliau juga mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga ini.
Mungkin saking paniknya waktu itu, sosok ane yang juga ikut melihat disana sudah terabaikan oleh mereka. Memang sesekali Ibu Suminah & Mbok Rah sering melihat ke ane tanpa ada banyak perkataan. Mungkin mereka sudah mempersilahkan ane untuk melihat sepenuhnya apa yang pernah terjadi dengan mereka. Sebagai seorang Ibu tentunya beliau ingin agar anak mereka satu-satunya tidak serta merta menjadi korban selanjutnya atas kekhilafan yang dilakukan oleh ayah mereka sendiri. Dengan inisiatif sendiri & bantuan Mbok Rah, Ibu Suminah pergi ke ruangan cermin tadi dan memecah cermin itu sehingga menjadi pecahan berkeping-keping. Ibu Suminah tahu bahwa Langgeng bisa muncul ke dunia manusia melalui objek yang bisa memantulkan bayangan, sehingga ia mengambil inisiatif untuk memecah kaca tersebut agar Langgeng tidak muncul kembali di kehidupan mereka.
Tapi keputusan yang diambil Ibu Suminah tempo hari sepertinya tidak bertahan lama. Mungkin karena sudah merasa lega dengan cermin yang sudah dihancurkan, membuat mawas diri mereka berkurang. Mereka kembali mendapati Langgeng muncul ke sekitar mereka melalui kolam yang ada di dalam rumah mereka (kolam bersifat memantulkan bayangan seperti bercermin). Waktu itu wujud Langgeng sudah mirip dengan yang ane deskripsikan sebagai si Bos. Ia kembali masuk ke ruangan cermin tadi dengan tatapan penuh dendam kepada keluarga Ibu Suminah. Dalam posisi ini Langgeng sudah kalang kabut, dari sosok yang sederhana dan berubah menjadi sangat kuat dan disegani oleh astral-astral lainnya (penghuni pohon gayam) sehingga ia diposisikan sebagai yang teratas di tempat ini.
Seluruh keluarga seperti kembali ke terror yang akan menuntun mereka ke ajal yang paling dekat. Mbok Rah yang juga selalu ada disamping keluarga itu juga sudah seperti tidak bisa banyak membantu. Beliau memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya (berhenti bekerja). Bapak sudah seperti orang pasrah karena beliau sudah tahu apapun yang akan dilakukannya akan berakhir kepada Langgeng. Tapi tidak dengan Ibu Suminah, beliau tetap dengan kekeuh mencoba menyelamatkan anak semata wayangnya. Konsekuensi adalah harga mati yang harus dibayar mahal. Ibarat kata yang tidak berdosa ikut menanggung beban dari perjanjian ini, Ibu Suminah dan anak terakhirnya mencoba melarikan diri tapi naas bagi mereka semua. Ibunda dan buah hati yang saling menjaga ini terjatuh di kolam tempat Langgeng muncul & tewas dengan cara yang tidak bisa dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misthorpath
HorrorJangan pernah sembunyi, karena bagaimanapun ia akan tetap menemukanmu. Di lemari, bawah kasur, belakang pintu, atau di langit-langit. Kau yakin tidak ada yang memperhatikanmu saat kau tidur? Kau yakin hanya ada kau di kamarmu? Coba perhatikan sudut...