KERIBUTAN terjadi di dapur kediaman Aluna. Ketiga temannya menciptakan kerusuhan yang membuat Aluna meringis jerah. Dengan tidak tahu malunya Sarah, Dilan dan Samuel mengerumuni Mama Anna yang tampak sibuk memersiapkan banyak cemilan untuk mereka.
"Tante, aku boleh pesen brownies lagi nggak? Tapi request topping, Tan. Aku lagi pengen brownies kurma."
"Boleh dong. Tante bikinin deh, khusus buat kamu."
"Harganya dikhususin juga atuh, Tan. Kalo si Sar request topping kurma kudu yang mahal secara 'kan nyari kurma nggak gampang."
"Apaan, di pasar mah kurma banyak yee!"
"Banyak kalo lagi bulan puasa doang. Kurma juga musiman kali!"
"Entar aku bawain deh kurma dari Arab langsung, Tan! Asalkan harganya dinormalin, ya! Aku minta bikinin yang banyak deh!"
"Kenapa nggak sekalian aja beli brownies kurma di Arab sekalian, sono!"
"Orang kaya teh bebas, Sob. Mau beli di Arab kek, Ujung Kulon kek, duit-duit dia. Kita mah apa ngarepin sisaan doang. Ya gak, Tan?"
"Kode itu, Tan! Minta sisa brownies. Kasih aja sisaan kemarin-kemarin!"
Aluna menggeleng-geleng heran melihat mamanya justru tampak enjoy di tengah-tengah keributan ketiganya. Dia kembali berkutat pada blender di depannya yang baru saja berhenti otomatis. Menuangkan jus stroberi buatannya itu ke beberapa gelas yang sudah disiapkan di sebelahnya.
Ternyata ketiga temannya itu sudah datang sejak sore setelah acara pertandingan final antar sekolah berakhir. Tim voli sekolah mereka berhasil memenangkan pertandingan walau dengan skor nyaris di tiap babak. Tapi dari cerita Sarah dan Dilan, Samuel bersama tim sekolahnya bekerja sangat keras untuk menyeimbangkan permainan tim SMA Benito yang terkenal memiliki cukup banyak prestasi dalam ajang seperti ini. Untungnya tahun ini, Prima Charta berhasil mencetak prestasi baru berkat kerja keras Samuel dan teman-temannya.
Sebagai perayaannya, mereka justru singgah kemari untuk menginap. Menyebalkannya lagi, mereka bahkan sudah mengatakan hal-hal aneh pada Mama Anna selama Aluna dalam perjalanan pulang. Makanya beliau tampak senang sekali menyambut kepulangannya bersama lelaki yang sudah mengantarnya dengan selamat.
"Sayang, bawa sebagiannya ke taman, ya." Adalah suara Mama Anna yang sudah menyerahkan sepiring camilan termasuk brownies andalan beliau. Menatanya di atas nampan beserta dua gelas jus stroberi buatan Aluna. "Mereka pasti butuh camilan. Dari tadi nggak ada habisnya ngobrol."
Ucapan Mama Anna malah mengundang siulan-siulan dari ketiga teman Aluna. Diliriknya mereka yang dengan semena-mena menguasai camilan buatan Mama Anna sambil mengejeknya seolah mereka lah penguasa sesungguhnya di rumah ini.
"Jagain jus stroberinya ya, Ma. Nggak boleh ada yang minum. Itu buat Luna semua!" seru Aluna penuh penekanan sebelum pergi membawa amanat mamanya keluar dari dapur. Dalam hati Aluna sudah mendumal mendengar ketiganya justru tertawa-tawa di belakangnya.
Sejak menginjakkan kaki di rumah Aluna, lelaki itu melepas seluruh perhatiannya dari Aluna dan beralih menebar pesona pada kepala keluarga di rumah ini.
Karena kebetulan Papa Farrell hanya memiliki jadwal praktek lebih cepat di akhir pekan, beliau sudah bertandang di rumah sejak sore dan ikut menyambut kepulangannya. Selanjutnya Aluna melihat papanya itu langsung cocok bercengkerama dengan Ken Alvino bahkan mengajak lelaki itu mengobrol secara pribadi di taman belakang rumahnya!
Menarik napas panjang di tengah perjalanan, Aluna memantapkan diri menghampiri dua orang yang sedari tadi betah duduk berhadapan di meja piknik disertai penerangan cukup. Meletakkan bawaannya tepat di hadapan mereka yang sudah menumbuk perhatian padanya dengan senyum masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Genius Secret Admirer
Novela Juvenil[C O M P L E T E D] [TERBIT;INDIE] Aluna tidak pernah berharap bahwa dirinya akan memiliki seorang penggemar rahasia. Kedatangannya yang tidak terduga ternyata mampu menarik perhatian Aluna untuk mencari wujud si pelaku, memicu debaran jantung yang...