SUASANA sekitar yang begitu sunyi membuat Aluna duduk sedikit tegang di atas kursi tinggi yang menghadapkannya langsung pada meja bar. Merupakan pertama kalinya berada di sini, singgah di dapur bernuansa abu-abu dan cokelat dengan penerangan cahaya langit sore yang menembus jendela kaca tepat di samping Aluna.
Aroma lavender sayup-sayup tertangkap penciuman. Mengajak Aluna untuk memandangi pot bunga kecil tersebut yang menghiasi pinggir bar mini ini. Sedikir merilekskan otot-ototnya kaku karena terlalu gugup.
Dengungan familiar berbunyi menarik atensi Aluna yang sempat berjelajah. Mengingatkannya bahwa masih ada orang lain di ruangan ini. Pelaku yang sudah membawanya kemari kini berdiri memunggunginya, dengan balutan kemeja putih yang tergulung di bagian lengan hingga siku, berpadu celana panjang hitam, lelaki itu berkutat dengan blender keluaran terbaru, membuat sesuatu.
Kedatangannya yang selalu tiba-tiba selalu berhasil membuat Aluna kehabisan akal. Padahal dia baru mendapat kabar bahwa Ken Alvino sedang berada di luar kota. Tetapi tak lebih dari satu jam berikutnya lelaki itu sudah muncul di depan matanya.
Tidak sampai di situ, Ken bahkan membawa Aluna yang sudah terlalu terpana pergi dari rumah Sarah. Membawanya masuk ke tempat yang bahkan belum pernah Aluna jamahi sebelumnya. Mana lagi jika bukan rumah lelaki itu sendiri.
"Refresh your brain."
Ada getaran tertentu hinggap di benak Aluna. Setelah begitu lama melakukan aksi diam, mendengar Ken bersuara dengan intonasi khasnya menimbulkan sensasi tersendiri. Apalagi kini lelaki itu berdiri hanya terpisahkan oleh meja bar, meletakkan hasil karyanya berupa segelas minuman berwarna merah muda ke hadapan Aluna.
"Nggak kebalik? Gue rasa elo yang harus refresh otak setelah ngilang berhari-hari buat banting tulang."
"Lagi aku lakuin. Makanya aku ajak kamu buat lakuin juga." Ken menemukan mata Aluna yang menyorot sinar keraguan. "Coba ini. Kamu bakalan suka."
"Bikinin jus buat gue itu namanya refreshing?" Aluna mendengus tidak paham, menggeser gelas tersebut kembali ke lelaki itu. "Harusnya ini buat lo bukan buat gue. Lo yang paling butuh ini. Gimana sih?"
"Lihat kamu aja udah masuk refreshing buat aku."
"Mulai lagi gombalnya," bibir Aluna merengut menahan malu melihat Ken mengulum senyum menang.
"Anggap aja ini ucapan terima kasih karena udah merawat Sarah. Kamu udah relain jadwal PM hari ini cuma buat mastiin Sarah sampai rumah dan istirahat."
"Itu hal yang biasa, kok. Sarah teman yang udah banyak bantuin gue, udah semestinya gue lakuin hal yang sama." Aluna memicing kemudian. "Jadi, lo pulang karena tau Sarah lagi sakit?"
"Apa kelihatannya begitu?"
"Yah, mungkin aja Sarah ternyata udah ngabarin lo lebih dulu dari gue, makanya lo pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Genius Secret Admirer
Teen Fiction[C O M P L E T E D] [TERBIT;INDIE] Aluna tidak pernah berharap bahwa dirinya akan memiliki seorang penggemar rahasia. Kedatangannya yang tidak terduga ternyata mampu menarik perhatian Aluna untuk mencari wujud si pelaku, memicu debaran jantung yang...