23.

505 15 0
                                    

Entahlah, mungkin itu sebabnya aku jadi penasaran denganmu. Aku tidak tahu apakah ini cinta, tapi bagaimana kalau kita mulai hubungan ini? Oh iya, aku lupa, kita bahkan sudah ada kemajuan kan?"

"Apa....!"

Ketika Nae hendak bertanya lebih lanjut apa maksud perkataannya itu, Batz mencium bibir Nae. Nae yang terkejut berusaha melepaskan pegangan tangannya, tetapi Batz memegang tangannya erat dan tidak melepaskannya.

Jadi, sekarang ia jatuh cinta padaku?

Nae benar-benar bingung. Kemungkinan Wine mengandung anak Batz tidak sampai 50%, jadi ia tidak perlu merasa bersalah pada Wine. Ia juga tidak ingin melepaskan laki-laki ini karena kemungkinan yang satu per sekian itu. Nae yang masih panik akhirnya memejamkan matanya dan masuk ke pelukannya.

Batz naik ke dalam mobil setelah menelepon Kim dan menyuruhnya mengantar Wine sampai ke rumah. Nae duduk dengan kaku di sebelah kursi pengemudi di mobil Batz. Ia ingin berkata kalau ia bukan wanita gampangan. Di dalam mobil, Batz menoleh pada Nae dan tersenyum. Namun, Nae tidak ingin tersenyum. Ada satu hal yang ingin ia bicarakan.

"Dokter Aom?"

Ia tidak bisa tidak bertanya tentang cewek itu. Batz terlihat panik dan mulai menggaruk-garuk kepalanya dengan canggung. Kebiasaan yang sangat lucu, tidak sesuai dengan citranya sebagai dokter yang berwibawa.

"Entah bagaimana menurutmu... Apa terdengar seperti alasan semata kalau aku berkata bahwa hubunganku dengan Dokter Aom itu tidak terlalu dalam? Memang aku pernah menyukainya, namun kami juga tidak pernah membicarakan mengenai bagaimana jadinya hubungan itu. Aku kan pernah menceritakannya padamu. Lalu, sekarang aku sedang panik karena lama-lama yang terlihat sebagai wanita itu adalah Kau, bukan dokter Aom. Aku tahu ucapanku ini terdengar seperti laporan yang bertele-tele, tapi aku yakin, aku tidak ada apa-apa dengan dokter Aom."

"Bukan karena masalah dokter Aom waktu itu?"

"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin menjadi orang yang tidak bertanggung jawab seperti itu. Saat itu, aku membelanya sebagai sesama dokter, bukan karena urusan pribadi. Saat itu, aku ingin mengatakan hal ini padamu, tapi aku tidak bisa. Aku terlalu canggung. Aku tidak bisa mengabaikan masalah itu karena hal itu bisa saja terjadi padaku. Saat itu pun, hatiku ini tertuju padamu dan sekarang aku hanya ingin menyakinkan hal ini..."

Nae rasanya hampir gila karena ingin memeluk laki-laki yang telah menyatakan isi hatinya dengan jujur pada dirinya. Tetapi ia bersabar. Meskipun sampai saat ini, tidak mungkin sikapnya ini tidak terbaca oleh Batz.

"Tetapi, tetap saja hubungan kalian belum tuntas. Iya kan?"

"Entahlah... Tapi akan segera kubereskan."

Batz kembali menggaruk-garuk kepalanya dengan wajah bersalah dan tersenyum sambil menyalakan mesin mobilnya. Jadi, ini kesimpulannya? Rasanya ada sesuatu yang kurang?

Nae meminta Batz untuk mengantarnya ke rumah sakit. Nae yang suasana hatinya tidak karuan itu berjalan ke kamar Pekae untuk menengok bayinya. Kemudian, ia melihat ayahnya yang berdiri di depan pintu kamar Pekae dengan mata berkaca-kaca. Ayahnya tengah menatap nenek yang memanggil-manggil 'si manis' pada bayi itu dan tersenyum senang.

Falling In Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang