Phichya Batz yang baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya berjalan menuju ruang tamunya. Ia menyentuh bibirnya. Ia memang terlanjur mencium Nae Sutthata tanpa berpikir panjang, namun seketika itu juga jantungnya terasa kaku. Ia masih tidak bisa melupakan tatapan mata Nae saat menatap dirinya. Tanpa sadar, ia tersenyum simpul. Seharusnya ia bisa langsung melepaskan bibirnya saat pertama mencium Nae. Tetapi sepertinya ada sesuatu yang membuatnya menarik gadis itu lebih erat, entah apa. Padahal ia sendiri belum melakukan hal ini dengan Aom. (Aom itu orang yang disukai Batz tapi sekarang Batz sepertinya telah jatuh hati dengan Nae,Namun Batz masih ragu akan hatinya)
Batz menatap dinding ruang tamunya yang berbatasan langsung dengan ruang tamu Nae. Apa dia sudah sampai dirumah? Atau jangan-jangan dia berjaga lagi dirumah sakit? Gadis yang awalnya bukan apa-apa bagi dirinya itu, tiba-tiba terasa sangat penting baginya.
Keesokan harinya, Batz keluar dari rumahnya dan berhenti sejenak di depan rumah Nae. Yoghurtnya masih ada di dalam kantong susunya. Sepertinya ia masih 'berjuang' di toilet atau tidur lagi setelah selesai 'berjuang' di toilet. Padahal kalau tidak ada kejadian kemarin, Nae mungkin masih menjadi 'gadis biasa' baginya. Atau mungkin tidak? Entah sejak kapan ia mulai memperhatikan gadis itu. Awalnya ia tidak tahu perasaan apa yang mengganggunya itu. Namun, setelah mengalami kejadian kemarin, saat ini sendiri tidak bisa mengendalikan dirinya, Nae mulai terasa berbeda. Tiba-tiba ujung bibirnya bergetar. Sebuah ciuman mendadak di situasi darurat itu telah membuat hatinya berdebar-debar seperti ini.
Akan tetapi, setelah kejadian ciuman itu, Nae sepertinya bersikap agak kasar padanya. Pasti ia mengira kalau aku hanya mempermainkannya. Batz jadi ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh gadis itu untuk membalasnya. Sampai saat ini, ia belum pernah bertemu dengan gadis yang membuatnya penasaran seperti ini. Ini merupakan pengalaman baru dan sangat di nantikan oleh Batz.
