39.

294 7 0
                                    

Rumah sakit mengadakan rapat darurat. Ternyata, efek artikel yang ditulis oleh wartawan yang dulu mewawancarai Aom itu lebih besar dari yang diduga.

“Sepertinya esensi dari dokumenter itu sendiri sudah hilang. Karena sudah banyak pendapat yang mengatakan ini hanya membesar-besarkan kejadian yang ada demi isu. Bahkan rumah sakit ini ikut dicurigai. Selain itu, kejadian ini juga membuat kemampuan Dokter-dokter jadi dipertanyakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, bagaimana kalau sebaiknya rekaman yang telah ada dibatalkan dan dilakukan peninjauan ulang mengenai hal ini?”

Perkataan kepala bagian administrasi itu membuat semua ketua dokter di setiap bidangnya mengangguk-angguk.

Sementara Batz merasa kesal. Ia tidak tahan mendengar bahwa semua rekaman itu tidak terpakai, karena ia tahu kerja keras yang telah di lakukan oleh tim syuting itu. Tidak seperti sebelumnya, pada rapat kali ini PD Nam tidak dipanggil. Sepertinya pihak rumah sakit ingin mencari kesepakatan terlebih dahulu sebelum mengabarkan hal ini pada pihak stasiun TV.

“Dokter Batz , bagaimana pendapat anada?”

Kepala rumah sakit itu menoleh pada Batz.

Batz memandang ke orang-orang di ruang rapat itu. Wajah ketua dokter bagian bedah terlihat bersinar senang. Sepertinya dia senang melihatku seperti ini.

Sementara wajah ketua dokter di bagiannya terlihat kelabu.

“Sebenarnya saya tidak terlalu peduli mau acara ini dilanjutkan atau tidak.”

Ketua dokter spesialis kandungan itu terkejut mendengar jawaban Batz. Batz mengabaikan tatapan tajamnya itu dan melanjutkan.

“Karena, terlepas dari apakah ini memberi keuntungan atau kerugian bagi rumah sakit, sebenarnya hal ini sangat menganggu konsentrasi dalam bekerja saat ada tim yang syuting di sebelah saya. Namun, karena sebelumnya dikatakan bahwa ini dapat membawa keuntungan bagi rumah sakit, makanya saya setuju melakukan hal ini. Sekarang saya mulai bingung sebenarnya apa tujuan utama membuat acara ini.” Batz menghentikan ucapannya sejenak ketika suasana sekelilingnya mendadak riuh.

“Ini adalah masalah kepercayaan dalam rumah sakit kita ini.” Batz memandang ke sekelilingnya dengan tenang.

“Sepertinya, rapat kali ini berkaitan dengan kejadian Dokter Aom beberapa waktu yang lalu. Saat itu, setahu saya kita sepakat untuk melanjutkan syuting ini agar tidak menimbulkan kesan kalau rumah sakit ingin menyembunyikan kejadian ini. Tetapi, kenapa rapat kali ini berbeda sekali dengan keputusan saat itu ya? Lagi-lagi karena citra rumah sakit? Masalah yang sama, saat waktu itu akan menyembunyikan kejadian Dokter Aom dan saat akan menghentikan syuting ini sekarang.

Saat ini, kareana saya belum melihat bagaimana acara ini akan diedit dan ditayangkan, jadi saya tidak bisa berkomentar apa-apa. Kalaupun ada yang berbeda dari rapat kita yang lalu, yaitu adalah kepada pihak mana kita harus percaya, acara dokumenter ini atau artikel itu.”

“Jadi, Dokter Batz percaya kepada pihak siapa?” Kepala rumah sakit bertanya dengan tenang.

Batz terdiam sejenak. Ruang rapat itu pun mendadak sunyi. Semua orang yang ada disana menunggu jawaban Batz. Batz memandang ke sekelilingnya.

Kemudian dengan berat ia berkata, “Saya memercayai tim syuting itu. Meskipun artikel itu dibuat berdasarkan hasil wawancara seorang dokter spesialis, wawancara itu hanya berisi mengenai pekerjaan dokter itu. Bukan mengenai kejadian ini. Jadi, sepertinya saya tidak bisa memercayai artikel yang dibuat tanpa dasar yang jelas.”

Seketika itu, orang-orang di sekelilingnya mulai berdehem dan berbisik-bisik.

“Nah, mendengar jawaban Dokter Batz barusan, aku jadi merasa kita semua terpengaruh oleh artikel yang tidak berdasar itu. Bagaimana dengan yang lain?” Kepala rumah sakit tersenyum sambil memandang ke anggota rapat yang lain.

Batz menunduk diam. Apa pun yang dibicarakan lagi di rapat ini, ia sudah tidak ingin berkata apa-apa lagi. Ini menyangkut masalah kredibilitasnya. Semakin panjang ia bicara, ucapannya itu akan semakin terdengar seperti alasan semata. Kalau pada dasarnya mereka lebih mengutamakan citra rumah sakit, mau ia berkata sepanjang apapun, ia tidak akan bisa mengalahkan pendapat anggota komite, orang yang lebih memikirkan keuntungan dalam bisnis ini.

Selama rapat itu berlangsung, Batz memikirkan mengenai Nae. Ia sebenarnya terkejut melihat Nae dan Aom beradu mulut.

Ia tahu sifat Nae yang tidak mau mengalah dalam mempertahankan pendapatnya, tetapi ia terkejut dan sedikit kecewa melihatnya mendesak kuat Aom yang terdiam saja tanpa perlawanan.

Ia juga merasa bersalah pada Aom yang berkata bahwa ia sudah mengklarifikasi artikel itu kepada wartawan.

Batz menghindari tatapan Nae ketika mereka berpapasan. Nae pun tidak memberikan alas an atau bertanya apa pun padanya.

Batz merasa kalau ia harus bisa memahami perempuan itu jika ia benar-benar mencintainya. Namun, sepertinya ia butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan sikapnya yang terlihat asing dan berbeda itu.
 

Falling In Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang