21.

576 17 0
                                    

Kim sampai di tempat itu kurang dari satu menit setelah di kabari oleh Batz. Ternyata, karena Aom berhenti bertugas sementara di rumah sakit itu, Wine yang dulu di tangani oleh Aom kini di tangani oleh Kim. Mereka berdua sudah saling berkenalan sebelumnya, sehingga otomatis Batz dan Kim, lalu Nae dan Wine duduk saling berhadapan di restoran di sekitar rumah sakit. Sembari memilih menu makanan, Wine tidak henti-hentinya melirik ke arah Batz dari balik papan menunya.

"Coba lihat alis matanya. Tatapan matanya benar-benar tajam. Dia membaca menu seperti membaca buku kedokteran. Ckck," Wine berbisik kagum dengan tatapan penuh harap semoga Batz adalah donor dari anak yang dikandungnya.

Melihat ekspresi seperti itu, Nae rasanya kehilangan selera makan. Mungkin lebih tepatnya, Indra perasanya seolah tidak berfungsi sampai rasanya ia sanggup memakan ramuan obat yang pahit seperti memakan sup.

Namun, Wine tidak memedulikan Nae dan sibuk mengamati Batz dan Kim secara bergantian. Wajahnya terlihat bersemangat, sambil menebak-nebak siapa ayah dari bayinya di antara kedua orang itu.

"Lain kali, aku akan mengajakmu kalau ada makan bersama dokter-dokter kandungan," Nae berbisik kepada Wine yang matanya bersinar-sinar.

"Benarkah?"

Mendengar ucapan itu saja, Wine sudah terlihat sangat senang. Sepertinya ia sudah memikirkan baju apa yang dipakai, kenapa dokter-dokter itu hebat sekali, dan lain-lain.

"Aku jadi merasa terhormat karena ditraktir oleh Nae," Kim tersenyum lebar sambil berkata pada Nae.

"Ah, tidak," Nae tersenyum seadanya dan memandang Batz. Entah ia tertarik dengan makanan di menu itu atau tertarik dengan papan menu itu, ia terus menatap papan menunya sambil terkikik pelan.

Apa-apaan orang ini, kupikir ia tertarik pada Dokter Aom, jadi selama ini ia tertarik pada Kak Wine? Benar-benar. Jadi, tipe wanita idamannya itu memang wanita hamil?

Mau tidak mau, pikiran Nae terus terusik oleh Batz dan Wine. Di depan makanannya pun, Nae mengangkat garpunya dengan lemas. Tenaganya rasanya habis gara-gara memikirkan kedua orang itu.

"Kau sakit? Atau mau pesan makanan lain?" Kim bertanya dengan khawatir sambil memperhatikan wajah Nae yang terlihat lesu.

Orang ini juga, apa-apaan sih dia ini. Jadi, dia memang suka padaku? Padahal ia sedang tidak ingin didekati oleh siapapun saat ini.

Lalu, si Phyichya Batz itu kenapa ramah sekali pada Kak Wine? 

Setiap Wine kesulitan mengambil sesuatu karena perut besarnya yang tertahan meja, Batz langsung dengan sigap mengambilkan salad, roti, minuman, atau apa pun yang jauh dari jangkauan Wine....  Mau jadi pria gentle rupanya.

"Ayahnya perhatian sekali ya. Ini servis dari restoran kami untuk ibu hamil," Pelayan toko itu berkata sambil tersenyum pada Batz dan meletakkan semangkuk es krim di antara Batz dan Wine.

"Hmmmmfff!"

Nae yang sedang meneguk minumannya hampir saja menyemburkan minuman itu keluar dari mulutnya.

"Kau ini kenapa, sih? Jorok sekali," Wine memelototinya sambil menyodorkan serbet pada Nae. Tatapannya seolah berkata 'awas kau kalau bertindak macam-macam dan sampai ketahuan oleh dokter-dokter itu'.

"Sepertinya kau selalu dianggap sebagai ayah ya dimana-mana," Kim berkata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian ia mendekatkan posisi duduknya pada Nae.

"Orang ini juga sering salah paham dikira ayah dari bayi-bayi itu. Dia sendiri juga sepertinya tidak keberatan dianggap seperti itu. Atau lebih tepatnya, bangga. Pokoknya, aneh sekali."

"Tapi, dokter memang sangat perhatian. Aku yang tadinya tidak ingin menikah sampai jadi berpikiran untuk ingin menikah..."

Setelah para perawat, sekarang Wine juga ikut terpesona pada Batz. Tatapan Wine saat itu penuh penyesalan. Menyesal karena tidak menaklukkan laki-laki itu dan malah menerima donor sperma dari entah siapa. Nae benar-benar tidak suka dengan situasi malam itu. Ia tidak suka melihat Wine yang tiba-tiba bersikap sopan di depan Batz, Batz yang juga menunjukkan perhatiannya pada Wine, serta Kim yang sejak tadi terus mengajaknya berbicara. Ia rasanya ingin membalikkan meja makan itu.

Falling In Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang