30.

444 16 1
                                    

Sambil di temani suara 'Kritt' dari pegal sepedanya selama perjalanannya sampai ke rumah. Beberapa saat kemudian, terdengar suara deru mobil dari kejauhan yang semakin lama semakin mendekat. Nae mengarahkan sepedanya menyingkir ke arah bahu jalan.

Ketika ia menoleh ke samping, mobil itu kemudian berhenti tepat di depannya. Nae terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan.

"Mau pulang?"

Seseorang menjulurkan kepalanya dari kursi pengemudi... Batz.

"Ah, iya..."

Nae masih duduk di sepedanya dengan bingung. Ia tidak bisa menatap matanya secara langsung. Nafasnya pun semakin cepat saking terkejutnya. Batz menoleh ke sekelilingnya selama beberapa saat kemudian bertanya dengan ragu pada Nae, "Apa yang akan kau lakukan di rumah?"

"Yah, menonton berita, acara olahraga, melanjutkan jahitan yang belum selesai..." Nae buru-buru menjawab pertanyaan itu dengan berbagai hal yang biasanya tidak ia kerjakan.

"Kelihatannya kau capek sekali, mau kuantar?" tanyanya lagi.

"Boleh juga, tapi sepeda ini..." Nae beralasan sambil menatap sepedanya. Belum sempat Nae menyelesaikan ucapannya, Batz turun dari mobil dam menarik sepeda yang dinaiki Nae.

"Mau dibawa ke mana?"

Nae agak panik, namun Batz tidak berkata apa-apa dan hanya memasukkan sepeda itu ke jok belakang mobilnya.

"Nanti kursi mobilmu kotor, lho."

"Yang penting kan tidak sobek. Lagi pula, kalau kotor bisa dilap kan?"

"Ah, iya sih, tapi..."

Kenapa aku selalu merasa 'di seret-seret' oleh laki-laki ini? Apa perempuan juga bisa jadi seperti orang bodoh?

"Naik," Batz menunjuk mobilnya dengan ibu jarinya.

"Ah, aku..."

Kalau suasana hatinya masih sama seperti tadi pagi, pasti ia langsung naik ke mobil itu. Namun, saat ini sepertinya Nae tidak bisa melangkahkan kakinya dari jalanan itu.

"Kau ini kenapa, mau aku bawa sepedanya saja? Kau mau jalan kaki?" Batz menatapnya dengan kecewa. Apa boleh buat, akhirnya Nae naik ke sebelah kursi pengemudi. Lalu, ia menemukan buket Mawar tergeletak di kursi itu.

"Kenapa ada bunga?"

Jangan-jangan... Nae mengambil bunga itu, mencium wanginya dan duduk di kursi itu.

"Pegang dulu sebentar."

Nada bicaranya seolah berkata 'itu bukan milikmu'. Siapa juga yang berharap mendapat bunga? Nae cemberut kesal dan meletakkan bunga itu begitu saja di pangkuannya.

"Tapi, kalau aku tidak searah denganmu, bagaimana?"

Apa-apaan orang ini, mencurigakan sekali. Batz menatap Nae seolah berkata 'kau tidak mau melakukan hal lain?' Nae kembali panik dan Batz hanya terkikik geli. Kemudian ia memindahkan persnelingnya dan menginjak pedal gasnya kuat-kuat.

Brumm~~~

Ia pikir Batz akan bercerita sesuatu, tetapi ternyata ia hanya diam dan mengemudikan mobilnya saja. Itu pun dengan kecepatan tinggi. Daftar nama pendonor yang ia lihat tadi siang masih di terbayang di pikirannya.

Apa ia harus memberitahu hal ini pada Batz? Atau, apa ia harus memberitahu Wine terlebih dahulu? Yah, memang hanya dia seorang yang memikirkan hal ini karena daftar nama itu termasuk dokumen rahasia.

Kalau aku tidak tahu, apa hal ini akan tetap menjadi rahasia? Atau, kalau aku pura-pura tidak tahu, apa bisa tetap menjadi rahasia? Lalu, apa aku bisa berakhir bahagia dengan orang ini?

Nae menoleh pada Batz tanpa berkata apa-apa. Batz yang menyadari tatapan Nae balas menatapnya. Nae yang panik melihat tatapan itu tersenyum kaku lalu berkata,

"Belakangan ini, tidak pernah ada suara aneh lagi kan pagi-pagi? Berkat kau, aku sekarang ke belakang sambil menggigit handuk. Mungkin aku juga harus menggigit handuk saat melahirkan anak nanti."

Nae berusaha bergurau dengannya.

"Tidak perlu seperti itu," Batz berkata sambil tetap menatap lurus ke depan.

"Aku biasanya menyumbat telingaku dengan kapas saat sikat gigi. Aku juga sudah beli sumpal kuping berkualitas tinggi di internet. Besok baru sampai kerumah."

Sumpal kuping berkualitas tinggi? Memangnya bisa menahan suara sekeras apa?

"Maaf. Gara-gara aku, kau jadi membeli benda-benda seperti itu..." Nae minta maaf dengan sungguh-sungguh.

Falling In Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang