72.

535 11 0
                                    

"Bukan begitu. Aku terlalu senang karena melihat ibu. Bagaimana liburan ibu? Menyenangkan?" Nae menggandeng tangan ibu Batz dan tersenyum.

"Aku baru datang subuh tadi. Bibi bungsumu itu benar-benar mengurusku dengan baik dan nenekmu kelihatan nya juga sangat senang. Sebenarnya kami masih ingin disana beberapa hari lagi, tapi apa boleh buat, tidak bisa karena ada acara peresmian ini."

"Ibu kan bisa kembali lagi kesana. Syukurlah kalau ibu senang," Nae tersenyum senang.

Kini Nae mempunyai bibi bungsu. Setelah mendengar cerita tentang 'si manis' dari ayahnya, ia kemudian memasang iklan di berbagai media untuk mencari orang yang pernah di juluki 'si manis' itu. Kemudian, beberapa hari sebelum pernikahannya, tiba-tiba ia di hubungi oleh seseorang yang merasa kalau mungkin dirinya adalah orang yang dicari itu.

Ia menunjukkan salah satu peninggalan keluarga mereka yang hanya diketahui oleh ayah Nae dan membuktikan bahwa ialah orang yang mereka cari. Setelah ayah Nae memastikan hal itu, akhirnya 'si manis' bertemu dengan nenek.

Sayangnya, nenek tidak mengenali anaknya yang kini sudah berumur separuh baya itu. Namun, orang itu langsung mengenali nenek begitu melihatnya.

Ia tidak tahu jika rumahnya mengalami kebakaran dan setelah kedinginan menunggu selama beberapa saat, seorang pasangan melihatnya dan mengajaknya tinggal bersama mereka. Pasangan yang tidak mempunyai anak itu merawatnya seperti anak perempuan mereka sendiri dan memberi nya nama baru, yaitu Michelle.

Ia tumbuh besar di lingkungan keluarga yang berkecukupan dan sekarang ia sedang menjalankan bisnis di hotel di pulau jeju. Ia sangat menyayangi keluarga Nae dan ia memberikan hadiah perjalanan Bulan madu gratis ke jeju untuk Nae dan Batz.

Kemudian, secara otomatis ia menjadi bibi bungsu bagi Nae. Ia juga menemani ibu Batz yang kesepian karena Batz sudah menikah dengan Nae dan memutuskan tinggal bersamanya seperti keluarga sendiri.

"Nenek juga langsung pulang kerumah?"

"Iya, bibimu mengajaknya pulang. Seperti nya ia bangga sekali sudah memiliki SIM. Haha."

Sementara itu, bisnis Pii di tempat biliard berjalan baik dan ia membina rumah tangga yang bahagia bersama Pekae. Ayahnya kini bekerja di bagian kesejahteraan di rumah sakit. Ibu Batz dan bibi bungsu nya juga ikut mengurus nenek sehingga bibi semakin memiliki waktu luang.

Bibi memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil kursus menyetir mobil dan mendapatkan SIM. Lalu, target berikutnya adalah mencari kakek-kakek yang masih sehat.

"Lain kali, aku yang akan mengantarnya."

"Tidak apa-apa, aku ini masih kuat. Nanti kalau pinggangku sudah bungkuk, baru aku minta bantuanmu," Ibu Batz mendengus dan tertawa pelan pada Nae.

"Ya ampun, ibu. Apa kabar?"

Wine datang menghampiri nya sambil membawa sapu tangan dan menggandeng Hong Tae yang baru belajar berjalan dengan sebelah tangannya.

"Kau juga datang ke acara peresmian gedung itu? Kau ini kelihatan awet muda sekali.''

Wine yang datang dengan penampilan modis, yang sama sekai tidak terlihat seperti ibu satu anak itu tertawa pelan sambil membetulkan scarf nya. Setelah mengetahui bahwa ia mendapat donor sperma dari Kim, Wine sempat diam dan kehilangan kata-kata sampai beberapa saat. Sampai suatu ketika, tiba-tiba mereka bergandengan tangan dsn malah akhirnya menikah.

"Ibu, kalau bertemu Kim, tolong marahi dia. Setiap hari libur, selalu diam saja dirumah bermain game. Mana ada ayah seperti itu?'' Wine menggerutu sambil cemberut.

"Oh ya, nanti Ibu akan menemuinya dan memarahi nya habis-habisan. Aku ahli sekali kalau soal itu."

"Benarkah? Aku tidak bisa memarahinya. Kalau ibu yang memarahinya, pasti ia tidak berkutik. Hohoho," Wine terkekeh geli membayangkan nya.

''Biasanya semakin tidak bisa ia menyesuaikan diri dengan kehidupan nyata, semakin larut ia dalam permainan game. Bisa saja penyebab nya adalah P'Wine sendiri," Nae menyahut dengan penuh analisis.

"Diam kau. Aku tidak suka dengan gaya bicara 'pembawa berita' mu itu," Wine melotot pada Nae. Kemudian tampak Batz dan Kim datang bersamaan menghampiri mereka.

"Wah, ada Hong Tae rupanya. Sini cium dulu."

Begitu Batz memeluk anak itu dan menyodorkan pipi nya, anak itu langsung mencium pipi Batz.

"Lho? Kim Hong Tae. Kenapa kau mencium paman ini? Sini. Cium ayah juga," Kim menggendong Hong Tae seolah merebutnya dari tangan Batz.

"Dokter-dokter itu memang kekanak-kanakan. Iya kan?" Nae terkikik sambil berbisik pada ibu.

"Sayang kau langsung datang dari kantor? Sudah ku bilang, pakai baju yang nyaman saja. Sepatumu itu juga, kenapa pakai sepatu seperti itu?"

Begitu melihat Nae, Batz langsung mengamatinya dari atas sampai bawah.

Falling In Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang