Setelah beberapa jam, bel istirahat pun berbunyi. Tergurat cengiran di wajah para murid. Bahkan ada beberapa dari mereka yang sampai mengucap Alhamdulillah.
"Baiklah anak-anak, sampai sini ada pertanyaan?"Tanya Bu Risda.
"........"
"Tidak ada? Baiklah Ibu akhiri, wassalamualaikum wr. Wb." Bu Risda pun keluar kelas.
Murid-murid berhamburan keluar kelas. Mereka saling dorong mendorong demi bisa keluar dari kelas. Tersisa lah Pasya, Dika, Revan, Pandu,& Nirmala. Entah mengapa ada yang berbeda dari Nirmala. Dia terlihat kebingungan dan seperti ingin menangis.
"Eh.. eh.. lo liat si Nirmala deh. Kayaknya dia ketakutan begitu. Liat aja matanya berkaca-kaca. Gua jadi gak tega ngeliat dia. Kayaknya, dia butuh bantuan deh" ucap Revan sambil menepuk-nepuk pundak Dika dan Pasya.
"Hemm.. iya juga sih. Kayaknya, tu Cewek, butuh pertolongan" Dika meresponnya dengan baik.
"Samperin yuk!" Revan menarik tangan Dika dan Pasya.
Pasya menarik tangan kembali.
"Apaan sih? Samperin aja sendiri. Kenapa jadi ngajak-ngajak gue?!" Pasya menunjukan ekspresi kesal.
"Yaelah lu! GENTLE dikit ngapa! Lo itu cowok atau bukan sih?! Cowok itu harus membantu cewek. Wajib tau hukumnya!" Raven menunjukan kepalan tangannya sambil sedikit menaikan Dagunya
"Sekali gua bilang enggak, ya enggak!!"
"Ah elah lu! Egois banget si jadi orang" ucap Revan sambil sedikit mendorong bahu Pasya.
Tiba-tiba saja, Nirmala menghampiri mereka. Mereka ber-4 di buat heran dengan gerak-geriknya. Dia mengetuk-ngetuk telunjuknya sambil berjalan kecil layaknya anak kecil yang ketakutan.
"Loh Nirmala, kenapa? Kok kamu kayak ketakutan?!" Tanya Revan.
"Cih.. baru kenal aja, udah ngomong aku kamu. Gercep amat lu jadi orang" Dika penepuk pundak Revan sambil menatapnya dengan tatapan meledek.
"Ah.. brisik!" Raven menepis tangan Dika.
"Emm.. emmm.. kakak, ini dimana? Kakak aku gak tau tempat ini. Em.. kak kita main yuk! Kita main masak-masakan!.. supaya aku gak takut lagi" Ucap Nirmala.
Ucapan Nirmala sontak membuat mereka ber-4 menjadi kaget.
"Gue, gak salah denger kan dia ngomong apa?" Tanya Pandu yang menggosok-gosok telinganya.
Pfftt.. yang bener aja. Cantik-cantik autis. -Pasya
"Kakak! Ayo main. Kita main masak-masakan. Ayo kak!"
Nirmala menarik-narik tangan Pasya. Perlakuannya itu sukses membuat Pasya kaget dan merasa jengkel. Dia berusaha melepaskan tangannya dari Nirmala. Tetapi Nirmala memegangnya dengan erat.
"Ihhh.. apaan sih?! Lepasin gak! L.E...PAAS!!"
"Ayok kakak.. aku kesepian. Ayok kita main masak-masakan! Aku ketakutan"
"Lo gila ya? Udah ah gua mau ke kantin"
Pasya berdiri dan berniat untuk pergi keluar. Tiba-tiba Nirmala memeluknya dan mendorongnya dengan kuat sampai-sampai Pasya terjatuh kebelakang. Mereka berdua jatuh ke lantai. Posisi mereka berdua benar-benar membuat Revan, Pandu, dan Dika menganga.
Nirmala jatuh di atas Pasya dengan masih memeluknya erat. Sedang Pasya, di bawahnya setengah tiduran. Dengan siku kirinya yang menahan tubuhnya agar tak jatuh ke lantai.
"Jangan tinggalin aku! Aku takut.. aku gak mau kesepian lagi. Tolong.. temani aku" ucap Nirmala sambil menagis.
"Ishh apaan sih?! Jangan nangis! Seragam gue basah tau! Lepass! Lepasin gue.. woi bantuin donk!" Ucap pasya sambil memukul kaki meja Revan dan Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DID girl
Teen Fiction[C O M P L E T E D. S T O R Y] Dia. Satu-satunya perempuan yang bisa membuat Pasya jatuh Cinta. Dia adalah sosok yang membuat Pasya merasa mabuk akan perasaan yang bergetar di hatinya. Namun, bukan hal yang mudah untuk Pasya. Agar bisa menggapai nya...