Nirmala sudah sampai di sekolah. Namun, anehnya dia tidak langsung masuk ke kelas melainkan dia pergi ke UKS. Apa yang dia lakukan di UKS? Entahlah, bahkan Nirmala pun bingung. Apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri di tempat siswa sakit ini?
"Ngapain coba aku ke sini? Ada-ada aja sih" gumamnya sendiri.
Dia baru saja ingin melangkah keluar tapi, ada sesuatu yang menahannya untuk keluar.
Sosok lelaki tinggi yang mukanya 11 12 sama Kulkas(?) Yang kalau ngomong pedesnya ngalahin cabe dipinggir jalan. Yang kelakuannya abstrak dan labil. Yups! Dialah Pasya. Pasya adalah alasan utama mengapa kaki Nirmala melangkah mundur.
Pasya sedang berada tepat di depan pintu UKS. Dia sedang berbincang dengan Revan di kursi kayu panjang depan UKS. Diam-diam, Nirmala mendengarkannya.
"Trus, lo mau kayak gini sampe kapan? Gak seharusnya lo kabur-kaburan kayak gini!" Ucap Revan agak sedikit mengomel.
"Hhh~ lu bisa diem gak?! Bacot lu bikin kuping gue panas!" Omel Pasya sambil mengusap telinganya.
"Lagian, gue tuh gregetan tau gak sama lo! Dengerin yang lebih tua bisa gak sih lo?! Gue, lebih tua 3 bulan dari lo. Jadi, lebih berpengalaman tentang lika-liku dunia ini dibanding elo! Hargain dikit kek saran gue!" Omel Revan dengan suara soft khasnya.
"Berpengalaman mata lu berkarat! Masih sering mewek klo baca Novel aja blagu lo!" Timpal Pasya yang emang gak ada sopan-sopannya sama Revan yang jelas-jelas lebih tua dari dia-_-'
"Auah! Puyeng gue ngomong ama lo! Mati aja lo sono biar gue dapet besek!" Ucap Revan ikhlas gak ikhlas.
"Kok lo nyumpahin gue mati sih?!" Omel Pasya dengan nada yang melengking tinggi.
"Au! Gue gak denger! Gue gak deng-"
BRAK!!!
omongan Revan terpotong dengan suara barang terjatuh didalam UKS. Sontak Pasya dan Revan terkaget dan saling tatap menatap.
Congratulation Nirmala You are the most stupid girl in the world. Damn for your fucking hand :)-Nirmala
"Lo denger suara gak?" Tanya Revan.
"Denger lah! Suara segede itu!" Jawab Pasya agak sewod.
"Kira-kira apaan?" Tanya Revan.
Tanpa pikir panjang. Pasya langsung mendobrak pintu UKS. Dan,
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
Tak ada siapapun di dalam UKS. Hanya beberapa kotak yang isinya tercecer dilantai. Pasya memicingkan matanya. Dia berjalan ke dalam UKS. Mencari sosok yang membuat suara bising tadi. Tidak mungkin kan klo kotak jatuh sendiri?"Gak lucu! Keluar lo sekarang!" Teriak Pasya.
Revan masuk dan berlari ke arah Pasya.
"Pas! Ini, kok kotak bisa jatoh sendiri?" Tanya Revan dengan muka syok.
"Tolol! Mana ada kotak jatoh sendiri. Pasti, ada yang jatohin lah!"ucap Pasya tanpa disaring lagi kata-katanya.
Revan celingak-celinguk mencari seseorang di dalam sana selain mereka. Tetapi, tak ada satupun orang yang dia temukan selain mereka.
"Plis jangan bully gue. Tapi, gue gak liat siapa-siapa" Revan sepertinya agak trauma terus diserang oleh kata-kata nyelekit milik Pasya.
"Ya Iyalah! Mana ada maling yang gak pandai bersembunyi! Otak lu cebol amat gak bisa mikir!" Caci Pasya dengan emosi yang meluap-luap.
(Plis! Jangan ditiru adegan kata kata kasar di atas :'))"Terus! Terus aja ngata-ngatain gue!" Ucap Revan pasrah pada nasib yang harus mentakdirkan dirinya yang punya sahabat dengan mulut gak pernah disaring seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DID girl
Teen Fiction[C O M P L E T E D. S T O R Y] Dia. Satu-satunya perempuan yang bisa membuat Pasya jatuh Cinta. Dia adalah sosok yang membuat Pasya merasa mabuk akan perasaan yang bergetar di hatinya. Namun, bukan hal yang mudah untuk Pasya. Agar bisa menggapai nya...