Kini, Nirmala sudah rapih. Dengan memakai drees putih polos selutut di balut dengan cardigan hitamnya membuatnya menjadi anggun dan mempesona. Ditambah dengan rambut coklat bergelombangnya yang di geray membuatnya tampak makin cantik.
Seperti biasa, Nirmala merasa bosan jika Flora sudah berada di depan cermin. Yup! Dia dan cermin ibaratkan sepasang kekasih LDR. Sekalinya bertemu, sulit untuk say good by.
Nirmala menghela nafas berat.
"Woii!! Mau sampai kapan kamu berdiri di situ hah?!" Nirmala mempout bibirnya.
"Diam gak usah cerewet! Jangan pisahkan aku dengan cermin ini! Kami saling mencintai" ujar Flora sambil merapihkan baju nya.
Nirmala memutar bola mata malas.
"Emang nya om sama tante hafidh mau besanan sama cermin? Helloww! aku aja sebagai majikan cermin ini, ogah besanan sama Flora yang disuruh bawain lengkoas, ngambilnya jahe" Nirmala cekikikan.
"Aisshh yaudah sih pergi-pergi aja.. lagian, kamu bareng sama kak Revan kan?"
"Heii!! Kalau aku pergi duluan, kunci rumah mau dipegang sama siapa?! Sama si Jenggo(nama anak kucing Nirmala) gituh?" Nirmala kambali mempout bibirnya.
"Nanti biar aku yang megang!" Flora masih fokus bertemu dengan kembarannya di cermin.
"Kamu? Mau dititipin kunci? Hp yang baru 45 menit di beli aja udah hilang!"
Flora berdecik dan menatap sebal Nirmala.
"Gak usah mengorek luka lama deh.. kamu masih dendam? Karena hp kamu, aku hilangin? Kan udah aku gantiin say!" Flora kembali menatap Cermin.
"Jijay ah Flor! Gak usah pake say-say an. Sorry! Aku gak minat sama sesama jenis. Cowok masih belom punah" Nirmala berkacak pinggang.
"Iyadehh yang maunya di panggil SAY sama kak Revan!" Flora menyudahi kegiatan kaca mengaca nya. Karena, jika dia masih melanjutkan kegiatan nya, bisa-bisa Nirmala membakar semua cermin di rumahnya. Saking gemes nya terhadap Flora yang kalau ketemu Kaca kayak ketemu Bias. Gak mau terpisahkan.
"Apa sih?! Say-sey say-sey.. sayonara aja kalau kamu ngomong begitu lagi!" Nirmala mengambil tas nya dan keluar.
"Jutek amat sih ni orang. PMS kali ya? Eh, PMS?" Flora tersentak. Mengambil tas nya dan mengekori Nirmala keluar rumah.
CKLEK!!
Nirmala mengunci pintu rumahnya. Dia menghampiri anak-anak kucingnya dan memberi mereka makan.
"Nihh!! Makan yang banyak ya.. Bunda pergi dulu cari uang.." Nirmala memberi kan makanan kucing ke 10 kandang yang berisi anak kucing semua.
"Kok aku merinding ya?!" Flora bergidik mendengar ucapan yang barusan Nirmala katakan.
"diem deh.. ini namanya emansipasi ya.. perempuan juga bisa cari nafkah kali.." Nirmala berkacak pinggang.
"Jijik ah Nir.." Flora kembali bergidik.
"Eh iya Nir.. ada yang mau aku tanyain" raut muka Flora berubah menjadi agak serius.
"Hm.. nanya apa?" Nirmala berbalik badan. Menatap Flora dengan tanda tanya di wajahnya.
"Emm.. itu.. kamu, bukannya waktu ke mall sama Rose dan kak Pasya, kamu pms ya? Kok tadi pagi di rumah aku, kamu shalat subuh?" Flora menatap Nirmala dengan tatapan menyelidik.
Nirmala membelalakan matanya. Dia lupa kalau dia sedang pura-pura pms di depan Flora. Aiiisshh ini semua karena Pasya. Kalau saja dia tidak berkata kalau Nirmala pms, dia tidak akan repot seperti ini. Dasar Pasya. Bisanya bikin orang kerepotan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DID girl
Teen Fiction[C O M P L E T E D. S T O R Y] Dia. Satu-satunya perempuan yang bisa membuat Pasya jatuh Cinta. Dia adalah sosok yang membuat Pasya merasa mabuk akan perasaan yang bergetar di hatinya. Namun, bukan hal yang mudah untuk Pasya. Agar bisa menggapai nya...