bab20#kebenaran

782 43 0
                                    

"Aku.."

Nirmala menggantungkan omongan nya.

Bimbang. Saat ini, itulah yang dia rasakan. Apakah dia harus ngeles, ataukah jujur saja kepada Pasya tentang dirinya?

"Aku.. aku.. aku sakit perut. Ke toilet dulu ya!" Nirmala turun dari kasur nya, dan berlari ke wc yang berada di kamar nya.

"Eh, eh jawab du~"

BRAK!!

"-Lu. Ishh dasar bocah ngeselin! Gak punya sopan santun atau rasa terimakasih nya sama sekali. Heran gue! Revan kok bisa ya suka sama dia?" Pasya medumel sendiri di kamar Nirmala.

Dapur rumah Nirmala

Pandu dan Flora tengah membuat makanan untuk Nirmala dan mereka makan. Sudah hampir 1/2 jam mereka tak saling berbicara. Canggung. Itu yang mereka rasakan.

Tok! Tok! Tok!

Flora tengah memotong wortel untuk membuat soup. Sedangkan Pandu tengah memotong buah untuk di buat jus. Hanya ada suara ketukan pisau yang sedang memotong di antara mereka.

"DID!"

Flora terdiam mendengar satu kata 3 huruf yang Pandu ucapkan. Pandu menatap Flora dengan dingin nya.

"Maksudnya?"tanya Flora sambil melanjutkan acara memotong nya.

"Nirmala punya kelainan itu kan?"

"Tolong jangan mengada-ngada. Aku gak ngerti apa yang kakak omongin" Flora masih tidak mengalihkan perhatian nya.

"Gak usah lo sembunyiin lagi. Gue tau semuanya." Pandu menatap Flora dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tok!

Flora menghentikan kegiatan memotongnya. Dia menatap Pandu dengan amarah yang memancar di mata nya.

"Tau?! Emang apa yang kakak tau?! Kalau bukan karena kalian masuk ke dalam hidup kita, Nirmala gak akan kayak gini. Kakak lupa siapa yang tadi membully Nirmala? Mereka itu adalah fans kalian yang liar itu! Gak usah sok mengerti tentang kami!" Flora memalingkan wajah nya dari Pandu.

"Soal itu, gue minta maaf. Tapi, gue bisa bantu buat nyembuhin penyakitnya Nirmala."

"Alah! Gak perlu. Kalau kakak bantu Nirmala cuma karena kahsian, gak usah. Kami gak mengharapkan rasa kahsian. Rasa kahsian hanya untuk orang lemah. Kahsian adalah hinaan bagi kami."

"Bukan itu maksud gue. Gue ngerti perasaan lo saat ini"

"Aku udah bilang gak usah sok mengerti tentang kami!" Lora membentak Pandu.

Pandu terdiam. Begitu juga dengan Flora. Mereka saling menatap dengan tatapan yang tegas. Flora menghela nafas berat. Dan mengurut kening nya sendiri.

"Maaf. Aku terbawa emosi" Flora duduk dikursi kayu di belakang nya.

Pandu masih terdiam. Dia menghela nafas berat.

"Ibu gue juga punya kelainan itu." Flora menatap kaget Pandu.

"Itulah penyebab ibu gue meninggal. Karena kelainan nya!" Pandu menghampiri Flora yang masih terlihat kaget. Flora merasa bersalah akan apa yang dia katakan tadi.

"Ibu gue punya 2 kepribadian dalam dirinya. Yang satu adalah kepribadian aslinya. Dan yang satu lagi adalah kepribadian nya yang lain." Pandu jongkok tepat di depan Flora.

"Lalu, kepribadian macam apa yang dimiliki ibu kakak?" Flora menatap khawatir ke arah Pandu.

Pandu tersenyum sendu ke arah Flora. Kemudian menunduk.

DID girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang