Mereka terus berbincang sampai tak terasa sudah jam 9 malam. Nirmala mohon izin ke ruang bos nya untuk meminta uang bayaran manggung nya. Dika dan Lola sudah pulang duluan. Katanya sih mau jalan-jalan berdua. Tak lama kemudian, Nirmala datang sambil membawa tas ransel merah kecilnya.
"Nir! Pulang naik apa?" Tanya Revan.
"Jalan kaki. Rumah aku dekat kok dari sini!"
"Sama siapa?" Tanya Pasya.
Semua menatap Pasya dengan wajah terkejut mereka. Tak biasanya Pasya seperti ini ke perempuan.
"Ngapa sih lo? Pada ngeliatin gue segitu nya. Ganteng? Iya gue tau klo gue ganteng." Ucap Pasya dengan percaya dirinya.
"Ehehe.. maaf. Em aku jalan sendiri" Ucap Nirmala.
"Lah temen kamu yang tadi bawa gitar kemana?" Tanya Revan.
"Flora? Dia udah pulang duluan. Dia di jemput oleh kakak angkatnya" ucap Nirmala tersenyum sendu.
Ketiga laki-laki di depannya menatap Nirmala. Dia tau, hidup sendiri membuatnya selalu merasa iri dengan orang di sekitarnya yang punya keluarga. Pasya menjadi bersyukur memiliki keluarga yang lengkap. Walau Ayahnya sendiri sering memoligami Bundanya.
"Mau kita anter?" Tanya Pandu
"E. Eh gak usah gak pa-pa. Lagian deket banget kok cuma berjarak 1 km dari sini" ucap Nirmala.
"Heii! Gak baik tau gadis malem -malem kayak gini pulang sendiri. Mending aku temenin ya?" Ucap Revan sambil berdiri dan mengambil kunci motornya.
"Sudah kubilang tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri" ucap Nirmala menggeleng-gelengkan tangannya.
"Klo gue bilang gue anter, ya harus gue anter! Gak ada penolakan. Lagian, blagu banget sih cewek lembek kayak lo mau pulang sendiri. Pokoknya harus di anter" ucap Pasya marah-marah pada Nirmala.
"Kok kamu jadi ngejek aku sih?! Udah dari dulu kali aku selalu jalan sendiri. Emangnya aku gak bisa jaga diri apa?! Lagian kamu siapa aku?! Bisa maksa-maksa" entah kenapa ucapan Nirmala membuat hati Pasya menjadi sakit.
"Gue?! Gue temen sekelas lo yang kakinya lo tendang!" Ucapan Pasya sukses membuat Nirmala bungkam. Dia bengong menatap Pasya dengan mulut yang agak terbuka. Pasya menyeringai karena telah berhasil membungkam mulut Nirmala.
"Ma, maaf. Soal itu aku gak sadar" ucap Nirmala menundukan kepalanya.
"Yaudah gih sono! Lu kalo mau pulang sendiri, pulang gih! Males gue ladenin cewek egois kayak lo" ucap Pasya.
Ni orang gak punya cermin apa?-_-' -Nirmala
Nirmala mengucapkan salam dan pergi keluar.
"Pas! Lu gak salah kan nyuruh dia pergi sendiri? Dia cewek loh!" Ucap Pandu menepuk pundak Pasya.
"Masa bodo gue gak peduli sama tuh cewek. Lagian, dia sendiri yang ngotot minta jalan sendiri. Yaudah biarin dia jalan sendiri. Awas lo pada ngikutin dia. Biar aja dia sendiri" ucap Pasya yang berdiri dan keluar cafe.
"Tuh bocah PMS kali ya?!" Ucap Revan menatap Pasya sambil geleng-geleng kepala.
"Haha. Lu tau kan? Pasya itu gampang emosi. Maklumin aja ye lah. Toh, dia sering nraktir kita kan?"ucap Pandu dengan candaannya yang membuat Revan tersenyum.
"Haha. Yaudah yuk kita pulang" Revan mengambil kunci motornya dan pergi dari cafe. Sedangkan Pandu pulang memakai sepeda gunung nya.
》》》♥《《《
Pasya memang berkata kalau dia tak perduli pada Nirmala. Tapi, itu hanya di depan. Kalau di belakang? Pasya memakirkan motornya di depan toko klontong. Dan dia membuntuti Nirmala di belakang. Lalu, ucapannya di cafe? Itu hanya cara supaya dia bisa menjaga image nya di depan teman-temannya.
Nirmala yang di buntuti menyadari akan kehadiran Pasya. Dia tau ada yang sedang mengikutinya. Nirmala pun menengok ke belakang. Dia melihat ada bayangan hitam yang melesat bersembunyi di belakang pohon yang tak lain adalah Pasya.
"Siapa di sana?!" Teriak Nirmala.
"Kucing 😛" ucap Pasya reflek.
Apa yang gue katakan sih?! Bego banget ni mulut!. - Pasya
"Kamu, pasti preman kan ?!" Tanya Nirmala kemudian dia lari menuju jalan yang tidak dia ketahui. Pasya mengejarnya karena, dia tau jalan itu menuju ke komplek yang belum di buka umum. Dan di sana sangat sepi dan minim cahaya.
Nirmala lari cukup kencang. Namun, tetap saja kaki perempuan akan kalah dengan kaki laki-laki. Dia berhenti di belakang rumah yang masih belum selesai di bangun.
Diapun tersadar bahwa, dia tersesat.
"Hosh.. Ini, dimana? Hosh.. hosh.. orang tadi, hosh.. masih ngikutin gak ya?" Ucapnya sambil ngos-ngosan.
Tanpa dia sadari, Pasya sudah di berada 2 meter di depannya. Namun, karena gelap Nirmala tak bisa melihatnya.
"Siapa kamu?! Pergi sekarang! Atau aku teriak!" Ancam Nirmala panik.
Bayangan itu semakin mendekat dan mendekat.
"Kyaaaaaa!!" Nirmala teriak dan berlari ke samping. Namun tangannya di tahan oleh sosok bayangan itu.
"Kyaaaa lepass!! Tolong-tolong! Lepass! Lepas!!" Teriak Nirmala sambil memukul-mukul Pasya.
"Ehh.. ehh apaan sih!! Woi!! Ini gue!" Ucap Pasya sambil sigap menangkap tangan Nirmala yang memukul-mukulnya.
"Eh? Kamu, Pasya?" Ucap Nirmala sambil memicingkan matanya.
"Bukan! Gue hantu gentayangan!" Ucap Pasya sewot.
"Hah?! Kamu hantu?! Ampun.. tolong lepas.. saya gak tau kalau di sini ada penghuninya.. maaf mbah, engkong, pakde, Aki" ucap Nirmala dengan polosnya.
Pasya yang melihatnya ketakutan cekikikan. Tingkah polos dan konyol Nirmala mampu membuat seorang Pasya yang Judes tertawa.
"Hahaha. Lu tuh kebangetan polos atau bego sih?! Ini gue Pasya.. hahaha lu kuno banget percaya begituan" Pasya tertawa terbahak-bahak.
Nirmala mendorong Pasya.
"Apa sih?! Gak lucu tau gak! Aku tuh udah ketakutan setengah mati tau!" Nirmala cemberut.
"Haha.. maaf-maaf lagian, lo percaya aja begituan. Aneh!" Ucap Pasya memegang perutnya.
"Lagian, kamu ngapain disini? Atau, kamu buntutin aku ya?!" Ucap Nirmala sambil menatapnya bingung.
Mampus! Gue lupa lagi buntutin dia. -Pasya
》》》♡《《《
Dan pasya tercyduk permirsa.
Holaaa holaaa.. saya kembali.. maaf agak lama UP nya.. saya baru beli kuota hehe. Btw, maaf ceritanya kekanak kanakan. Tapi, akan kuusahakan yang terbaik..
Arigatou!^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
DID girl
Novela Juvenil[C O M P L E T E D. S T O R Y] Dia. Satu-satunya perempuan yang bisa membuat Pasya jatuh Cinta. Dia adalah sosok yang membuat Pasya merasa mabuk akan perasaan yang bergetar di hatinya. Namun, bukan hal yang mudah untuk Pasya. Agar bisa menggapai nya...