bab7#berbincang

1.1K 63 6
                                    

Canggung.

Itu yang di rasakan oleh Nirmala saat ini. Dia merasa tidak enak duduk bersama geng cowok terpopuler sejagat sekolah. Kalau bukan karena Revan, Nirmala tidak akan ada di situ.

"Emm.. Nirmala! Mau pesen apa?"tanya Revan yang memulai pembicaraan.

Nirmala masih diam menatap wajah Pasya yang tengah serius memainkan handphone nya. Revan menatap Nirmala keheranan. Dia mencolek pipi chuby Nirmala.

"Woi!"

Nirmala kaget dan langsung menatap Revan. Pasya yang tadinya asyik memainkan handphone nya, langsung menatap ke arah Revan dan Nirmala yang duduk bersebelahan.

"Mikirin apa sih? Bengong melulu?"tanya Revan dengan senyum manisnya.

"E, eh.. gak.. aku gak mikir apa-apa kok!"ucap Nirmala berbohong.

"Kayaknya aku perlu ngulang kalimat kamu itu pembohong yang buruk"Revan menyangga dagunya dengan tangannya. Menatap Nirmala dengan begitu tampannya.

"A.. aku cuma ta.. takut" ucap Nirmala menundukan wajahnya.

"Haha.. takut kenapa? Takut di gigit? Tenang aja kali! Kita gak gigit kok!"ucap Revan yang cekikikan. Garing sih:')

"Ishh.. bukan.. aku cuma takut kalau nanti, fans kalian liat aku lagi duduk sama kalian gimana? Ntar aku di kuliti lagi! Secara, aku kan cuma anak baru yang gelandang. Sedangkan kalian? Kalian adalah orang-orang yang populer di sekolah dan banyak-"

"FANS?!"

Tiba-tiba saja Pasya menyelak. Pandu, Revan, Dan Nirmala menatap Pasya.Pasya menegakan badannya dan memajukan badannya. Dia melipat kedua tangannya di atas meja.

"Denger ya! Cewek aneh! Mereka itu gak punya hak buat ngatur hidup orang. Gue bukan suami mereka. Mereka juga bukan Istri gue. Jadi, mereka mana ada hak buat ngatur hidup gue. Mereka cuma cewek-cewek yang fanatik sama orang ganteng. Kalo aja gue jelek, mereka juga gak bakal ngejar-ngejar gue. Jadi, gak usah bahas mereka depan gue. Gue benci sama mereka!"Ucap Pasya yang menatap Nirmala tatapan datar.

Nirmala menundukan wajahnya. Revan memegang tangan Nirmala dan menggenggam nya lembut.

"Jangan pernah bersedih cuma karena perbedaan. Kamu ya kamu. Mereka ya mereka. Jangan pernah membandingkan dirimu dengan mereka. Just be your self. Trust me. You are a special girl."Revan menatap Nirmala dengan senyumnya. Nirmala menatap Revan dengan kagum. Pandu berdehem.

"Woi woi! Udahan kali liat-liatannya."ucap Pandu.

"Ehehe.. maaf ya.. kelepasan"Revan melepaskan tangan Nirmala.

Tiba-tiba suasana menjadi canggung lagi. Revan kembali membuka pembicaraan.

"E. Eh kamu kerja di sini?"tanya Revan.

DEGH!

Nirmala, pandu, dan Pasya kaget mendengar pertanyaan Revan. Mereka bertiga menatap Revan dengan tatapan yang berbeda beda.

Kayaknya gue salah ngomong deh -Revan

"Iyah! Aku berkerja disini"

Pernyataan Nirmala membuat Pasya, Pandu, dan Revan kaget.

"Loh? Kenapa emangnya?"Tanya Revan.

"Untuk menghidupi diri aku sendiri."

"Tapi, kemana orang tua kamu?"Revan kembali melontarkan pertanyaan yang menyayat hati Nirmala.

"Mereka sudah tiada. Maaf! Tolong jangan tanya lagi tentang orang tuaku. Aku tak ingin membahas mereka. Lagi pula jangan khawatir padaku. Aku baik-baik saja"Nirmala tersenyum kepada mereka bertiga.

DID girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang